Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin qamaril wujuudi fii hadzaal yawmi wa fii kulli yawmi wa fii yaumil maw’uudi sirran wa jahran fid dunyaa wal ukhra wa ‘ala aalihii wa shahbihii wa sallim

Wednesday, June 28, 2017

Abu Qasim Junaid Albaghdady

ABUL QASIM AL JUNAID AL BAGHDADI

Abul Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Khazzaz an-Nihawandi, adalah putera seorang pedagang barang pecah belah dan keponakan dari Sari as-Saqathi.

Ia adalah teman akrab al-Muhasibi yang merupakan penyebar besar aliran sufisme. 

Ia telah mengembangkan sebuah doktrin theosofi yang mempengaruhi keseluruhan mistisme ortodoks Islam.

Teorinya yang dijelaskannya kepada tokoh-tokoh semasanya masih dapat kita temukan hingga saat ini. 

Ia mninggal pada tahun 198H/910 M di Baghdad, sebagai ketua dari sebuah aliran yang besar dan berpengaruh luas.

MASA REMAJA JUNAID AL-BAGHDADI

Sejak kecil Abul Qasim al-Junaid sudah merasakan kegelisahan spiritual. Ia adalah pencari Allah yang tekun, penuh disiplin, bijaksana, cerdas dan mempunyai intuisi yang tajam.

Pada suatu hari ketika kembali dari sekolah, Abul Qasim al-Junaid mendapatkan ayahnya sedang menangis. “Apakah yang terjadi?, tanya Junaid kepada ayahnya. “Aku ingin memberi sedekah kepada pamanmu, Sari, tetapi ia tidak mau menerimanya,” ayahnya menjelaskan. 

“Aku menangis karena seumur hidupku baru sekarang inilah aku dapat mengumpulkan uang lima dirham, tetapi ternyata pemberianku tidak pantas diterima oleh salah seorang sahabat Allah.”

“Berikanlah uang itu kepadaku, biar aku yang akan memberikannya kepada paman. Dengan cara ini tentu ia mau menerimanya.

” Junaid berkata, Uang lima dirham itu diserahkan ayahnya dan berangkatlah Junaid ke rumah pamannya. 

Sesampainya di tujuan, ia mengetuk pintu. “Siapakah itu?.” Terdengar sahutan dari dalam. “Junaid,” jawabnya. “Bukalah pintu dan terimalah sedekah yang sudah menjadi hakmu ini.” “Aku tidak mau menerimanya,” Sari menyahut.

“Demi Allah yang telah sedemikian baiknya kepadamu dan sedemikian adilnya kepada ayahku, aku meminta kepadamu, terimalah sedekah ini,” Junaid berseru.

“Junadi, bagaimanakah Allah telah sedemikian baiknya kepadaku dan sedemikian adilnya kepada ayahmu?.” Sari bertanya.

“Allah berbuak baik kepadamu,” Jawab Junaid,” karena telah memberikan kemiskinan kepadamu. 

Allah berbuat adil kepada ayahku karena telah membuatnya sibuk dengan urusan-urusan dunia. 

Engkau bebas menerima atau menolak sedekah, tetapi ayahku, baik secara rela maupun tidak, harus mengantarkan sebagian harta kekayaannya kepada yang berrhak menerimanya.

”Sari sangat senang mendengar jawaban itu. “Nak, sebelum menerima sedekah itu, aku telah menerima dirimu.

”Sambil berkata demikian Sari membukakan pintu dan menerima sedekah itu. 

Untuk Junaid disediakannya tempat yag khusus didalam lubuk hatinya.

Abul Qasim al-Junaid baru berumur tujuh tahun ketika Sari membawanya ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. 

Di Masjidil Haram, empat ratus syeikh sedang membahas sikap syukur. Setiap orang di antara mereka mengemukakan pendapatnya masing-masing.

“Kemukakan pula pendapatmu,” Sari mendorong Junaid. Maka berkatalah Junaid.

“Kesyukuran berarti tidak mengingkari Allah dengan karunia yang telah dilimpahkan-Nya atau membuat karunia-Nya itu sebagai sumber keingkaran.” “Tepat sekali, wahai pelipur hati Muslim-muslim sejati.

” Keempat ratus syeikh tersebut berseru, Semuanya sependapat bahwa definisi kesyukuran yang dikemukakan Junaid itulah yang paling tepat. Sari berkata Junaid. “Nak, tidak lama lagi akan kenyataanlah bahwa karunia yang istimewa dari Allah kepadamu adalah lidahmu. ”Junaid tidak sanggup menahan tangisnya ketika mendengar kata-kata pamannya itu. “Bagaimanakah engkau memperoleh semua pengetahuan ini?.” Sari bertanya kepadanya.

“Dengan duduk mendengarkanmu,” jawab Abul Qasim al-Junaid.Abul Qasim al-Junaid lalu kembali ke Baghdad dan berdagang barang pecah belah. 

Setiap hari ia menurunkan tirai tikoyadan melakukan shalat sunnat sebanyak empat ratus raka’at. Belakangan hari, usaha itu ditinggalkannya dan ia mengunci diri dalam sebuah kamar di rumah Sari. Di dalam kamar itulah ia menyibukkan diri untuk menyempurnakan bathinnya. 

Dan di situ pula ia membentangkan sajadah ketekunan sehingga tidak sesuatu hal pun selain Allah yang terpikirkannya.

JUNAID DI UJI

Selama empat puluh tahun Abul Qasim al-Junaid menekuni kehidupan mistiknya. 

Tiga puluh tahun lamanya, setiap selesai shalat Isya ia berdiri dan mengucapkan “Allah, Allah” terus menerus hingga fajar, dan melakukan shalat Shubuh tanpa perlu berwudlu lagi.

“Setelah empat puluh tahun berlalu, ” Abul Qasim al-Junaid berkisah, “timbullah kesombongan di dalam hatiku, aku mengira bahwa tujuanku telah tercapai. 

Segeralah terdengar olehku suara dari langit yang menyeru kepadaku “ Junaid, telah tiba saatnya bagi-Ku untuk menunjukkan kepadamu sabuk pinggang Majusimu. Mendengar seruan itu aku mengeluh : “Ya Allah, dosa apakah yang dilakukan Junaid?.” Suara itu menjawab : “Apakah engkau hidup untuk melakukan dosa yang lebih besar daripada itu?.”Abul Qasim al-Junaid mengeluh menundukkan kepalanya.

“Apakah manusia belum patut untuk menemui Tuhannya,” bisik Abul Qasim al-Junaid, “maka segala amal baiknya adalah dosa semata.

”Abul Qasim al-Junaid lalu terus berdiam di dalam kamarnya dan terus menerus mengucapkan “Allah, Allah” sepanjang malam. Tetapi lidah firnah menyerang dirinya dan tingkah lakunya ini dilaporkan orang kepada khalifah.

“Kita tidak dapat berbuat apa-apa kepada Junaid bila kita tak mempunyai bukti,” jawab Khalifah. Kebetulah sekali khalifah mempunyai seorang hamba perempuan berwajah sangat cantik. 

Gadis ini telah dibelinya seharga tiga ribu dinar dan sangat disayanginya.

Khalifah memerintahkan agar hamba perempuannya itu dipakaikan dengan pakaian yang gemerlapan dan didandani dengan batu-batu permata yang mahal.

“Pegilah ke tampat Abul Qasim al-Junaid,” khalifah memerintahkan hamba perempuannya, “berdirilah di depannya, buka cadar dan perlihatkan wajahmu, permainkan batu-batu permata dn pakaianmu untuknya. 

Setelah itu katakanlah kepada Junaid : “Aku datang kemari agar engkau mau melamar diriku, sehingga bersamamu aku dapat mengabdikan diri untuk berbakti kepada Allah. 

Hatiku tidak berrkenan kepada siapa pun kecuali kepadamu Kemudian perlihatkan tubuhmu kepadanya. 

Bukalah pakaianmu dan godalah ia dengan segenap daya upayamu. ”Ditemani seorang pelayan ia diantar ke tempat Abul Qasim al-Junaid. 

Si gadis menemui Junaid dan melakukan segala daya upaya yang bahkan melebihi dari apa yang diperintahkan kepadanya. 

Tanpa disengaja ia terpandang oleh Junaid, Abul Qasim al-Junaid membisu dan tak memberi jawaban. 

Si gadis mengulangi daya upayanya dan Abul Qasim al-Junaid yang selama itu tertunduk mengangkat kepalanya.

“Ah!.”Serunya sambil meniupkan nafasnya ke arah si gadis, Si gadis terjatuh dan seketika itu juga menemui ajalnya.

Pelayan yang menemaninya kembali ke hadapan khalifah dan menyampaikan segala kejadian itu. Api penyesalan menyesak dada khalifah dan ia memohonkan ampunan Allah karena perbuatannya itu.

“Seseorang yang memperlakukan orang lain seperti yang tak sepatutnya akan menyaksikan hal yang tak patut untuk disaksikannya,” khalifah berkata.

Khalifah bangkit dan berangkatlah ia untuk mengunjungi Abul Qasim al-Junaid. “Manusia seperti Junaid tidak dapat dipanggil untuk menghadapnya,” ia berkata.

Setelah bertemu dengan Abul Qasim al-Junaid, khalifah bertanya :“Wahai guru, bagaimanakah engkau sampai hati membinasakan tubuh gadis yang sedemikian eloknya?.”“Wahai pangeran kaum Muslimin,” Abul Qasim al-Junaid menjawab, “belas kasihmu kepada orang-orang yang mentaatimu sedemikian besarnya, sehingga engkau sampai hati untuk menginginkan jerih payahku selama empat puluh tahun mendisiplinkan diri, bertirakat, menyangkal diri, musnah diterbangkan angin. 

Tetapi apakah artinya diriku di dalam semua itu?Janganlah engkau lakukan sesuatu hal kepada orang lain apabila engkau sendiri tidak menginginkannya!.”

“Selama tiga puluh tahun aku mengawasi batinku,” Abul Qasim al-Junaid mengatakan, “Setelah itu selama sepuluh tahun bathinku mengawasi diriku. 

Pada saat ini, telah dua puluh tahun lamanya aku tidak mengetahui sesuatu pun mengenai bathinku dan bathinku tidak mengetahui sesuatu pun mengenai diriku.”“Selama tiga tahun,” Abul Qasim al-Junaid melanjutkan, “Allah telah berkata-kata dengan Junaid melalui lidah Junaid sendiri, sedang Junaid tidak ada dan orang-orang lain tidak menyadari hal itu.”

JUNAID BERKHOTBAH

Ketika lidah Abul Qasim al-Junaid telah fasih mengucapkan kata-kata mulia, Sari as-Saqathi mendesak bahwa Junaid berkewajiban untuk berkhotbah di depan umu. 

Mula-mula Abul Qasim al-Junaid enggan ia tidak ingin melakukan hal itu.“Apabila guru masih ada, tidaklah pantas bagi si murid untuk berkhotbah,” Junaid berkilah.

Kemudian pada suatu malam Abul Qasim al-Junaid bermimpi dan dalam mimpi tersebut ia bertemu dengan Nabi saw. “Berkhotbahlah!. ” Nabi berkata kepadanya.

Keesokan paginya ia hendak pergi mengabarkan hal itu kepada Sari, tetapi ternyata Sari sudah berdiri di depan pintu rumahnya.

“Sebelumnya engkau selalu merasa enggan dan menantikan agar orang-orang mendesakmu untuk berkhotbah. 

Tetapi mulai saat ini engkau harus berkhotbah karena kata-katamu dijadikan sebagai alat bagi keselamatan seluruh dunia. 

Engkau tak mau berkhotbah ketika dimohonkan murid-muridmu, engkau tak mau ketika diminta oleh para syiekh di kota Baghdad. 

Dan engkau tak mau berkhotbah ketika ku desak. Tetapi kini Nabi, sendirilah yang memberi perintah kepadamu, oleh karena itu engkau harus mau berkhotbah.”

“Semoga Allah mengampuni diriku,” jawab Abul Qasim al-Junaid. “Tetapi bagaimanakah engkau bisa mengetahui bahwa aku telah berjumpa dengan Nabi dalam mimpiku?.”

“Aku bertemu dengan Allah dalam mimpi,” jawab Sari, “dan Dia berkata kepadaku : “Telah Ku-utus Rasul-Ku untuk menyuruh Junaid berkhotbah di atas mimbar.” “Aku mau berkhotbah,” Abul Qasim al-Junaid menyerah, “Tetapi dengan satu syarat bahwa yang mendengarkan khotbah-khotbahku tidak lebih dari empat puluh orang.

”Pada suatu hari Abul Qasim al-Junaid berkhotbah. Jumlah pendengar hanya empat puluh orang. Delapan belas orang di antaranya menemui ajal, mereka sedang sisanya yang berjumlah dua puluh dua orang jatuh pingsan dan harus digotong ke rumahnya masing-masing.

Di dalam kesempatan lain Abul Qasim al-Junaid berkhotbah di dalam masjid besar. 

Di antara jamaahnya ada seorang pemuda Kristen tetapi tak seorang pun yang mengetahui bahwa ia beragama Kristen. Si pemuda menghampiri Abul Qasim al-Junaiddan berkata : “Nabi pernah berkata : “Berhati-hatilah dengan wawasan seseorang yang beriman karena ia dapat melihat dengan nur Allah,” Apakah maksudnya?.” “Yang dimaksudnya adalah,” Abul Qasim al-Junaid menjawab, “bahwa engkau harus menjadi seorang Muslim dan melepaskan sabuk ke kristenanmu itu, karena sekarang ini adalah zaman Islam.

”Si pemuda segera memeluk Islam setelah mendengar jawaban Abul Qasim al-Junaid tersebut.

Setelah berkhotbah beberapa kali, orang-orang menentang Abul Qasim al-Junaid. Junaid menghentikan khotbahnya dan mengurung diri di dalam kamarnya. 

Betapapun ia didesak untuk berkhotbah kembali, ia tetap menolak. “Aku sudah cukup puas,” jawab Abul Qasim al-Junaid, “Aku tidak mau ke atas mimbar dan mulai berkhotbah.“Apakah kebijaksanaan yang terkandung di dalam perbuatanmu ini?.” Seseorang bertanya kepadanya. ”Abul Qasim al-Junaid menjawab : “Aku teringat sebuah hadits di mana Nabi berkata : “Di hari-hari terakhir nanti yang menjadi juru bicara di antara ummat manusia adalah yang paling bodoh di antara mereka. 

Dia lah yang akan berkhotbah kepada ummat manusia.” Aku menyadari bahwa aku adalah yang terbodoh di antara ummat manusia dan aku berkhotbah karena kata Nabi itu, aku takkan menentang kata-katanya itu.

”Pada suatu ketika mata Abul Qasim al-Junaid sakit dan dipanggilnyalah seorang tabib.

“Jika matamu terasa perih, jangan biarkan air masuk ke dalam matamu,” si tabib menasehatkan. Ketika tabib itu telah pergi, Abul Qasim al-Junaid bersuci, shalat dan setelah itu pergi tidur. 

Ketika terbangun ternyata matanya telah sembuh dan terdengarlah oleh sebuah seruan : “Junaid bersedia mengorbankan matanya demi nikmat Kami.

Seandainya untuk tujuan yang sama ia telah memohon ampunan Kami untuk semua penghuni neraka, niscaya permohonannya akan Kami kabulkan.

Ketika si tabib datang dan menyaksikan bahwa mata Abul Qasim al-Junaid telah sembuh :“Apakah yang telah engkau lakukan?.” Ia bertanya.“Aku bersuci untuk shalat,” jawab Abul Qasim al-Junaid.

Mendengar jawaban ini si tabib yang beragama Kristen itu segera masuk Islam. “Inilah kesembuhan dari Sang Pencipta, bukan dari makhluk.-makhluk ciptaan-Nya,” katanya kepada Abul Qasim al-Junaid. “Mataku lah yang selama ini sakit, bukan matamu. Engkaulah yang sebenarnya seorang tabib, bukan aku.

Abul Qasim al-Junaid mengisahkan : Pada suatu ketika aku iengin melihat Iblis. Aku berdiri di pintu masjid dan dari kejauhan terlihatlah oleh ku seorang tua yang sedang berjalan ke arahku. Begitu aku memandangnya, rasa ngeri mencekam perasaanku. “Siapakah engkau ini?. 

” Aku bertanya kepadanya. “Yang engkau inginkan,” jawabnya.“Wahai makhluk yang terkutuk,” aku berseru, “Apakah yang menyebabkan engkau tidak mau bersujud kepada Adam?.” 

“Bagaimanakah pendapatmu Junaid?.” Iblis menjawab, ”Jika aku bersujud kepada yang lain daripada-Nya?. 

”Abul Qasim al-Junaid mengisahkan, betapa ia menjadi bingung karena jawaban iblis itu.

Dari dalam lubuk hatiku terdengarlah sebuah seruan, “Katakan, engkau adalah pendusta. Seandainya engkau adalah seorang hamba yang setia niscaya engkau mentaati perintah-Nya.

”Ketika Iblis mendengar kata-kata ini, ia meraung nyaring “Demi Allah Junaid, engkau telah membinasakan aku!” Dan setelah itu ia pun hilang.

Pada masa sekarang ini semakin sedikit dan sulit ditemukan saudara-saudara seagama,” seseorang berkata di depan AbulQasim al-Junaid.

Abul Qasim al-Junaid membalas, “Jika engkau menghendaki seseorang untuk memikul bebanmu, maka orang-orang seperti itu memang sulit dan sedikit dijumpai. 

Tetapi jika engkau menghendaki seseorang untuk ikut memikul bebannya, maka orang seperti itu banyak sekali padaku.”

Bila Abul Qasim al-Junaid berkhotbah mengenai keesaan Allah, ia sering membahasnya dari sudut-sudut pandangan yang berbeda, sehingga tak seorang pun dapat memahaminya. 

Pada suatu hari Syibli yang berada di antara pendengar - pendengar mengucapkan :“Allah, Allah!. ”Mendengar ucapan itu Abul Qasim al-Junaid berkata : “Apabila Allah itu tidak ada, maka menyebutkan sesuatu yang tidak ada adalah suatu pertanda dari ketiadaan, dan ketiadaan adalah sesuatu hal yang diharamkan. 

Apabila Allah itu ada, maka menyebut nama-Nya sambil merenungi-Nya sebagai ada adalah suatu pertanda tidak menghargai.

”Seseorang membawa uang lima ratus dinar dan memberikan uang itu kepada Abul Qasim al-Junaid.

“Adakah yang masih engkau miliki selain daripada ini?.” Abul Qasim al-Junaid bertanya kepadanya.

“Ya, banyak!.” Jawab orang itu.“Apakah engkau masih ingin mempunyai uang yang lebih banyak lagi?.”

“Ya.”“Kalau begitu ambillah uang ini kembli, engkau lebih berhak untuk memilikinya. 

Aku tidak memiliki sesuatu pun tapi aku tak menginginkan sesuatu pun.

”Ketika Abul Qasim al-Junaid sedang berkhotbah, salah seorang pendengarnya bangkit dan mulai mengemis.

“Orang ini cukup sehat,” Abul Qasim al-Junaid berkata di dalam hati. “Ia dapat mencari nafkah. 

Tetapi mengapa ia mengemis dan menghinakan dirinya sepertiini?.

”Malam itu Abul Qasim al-Junaid bermimpi, di depannya tersaji makanan yang tertutup tudung.

“Makanlah!.” Sebuah suara memerintah Abul Qasim al-Junaid.

Ketika Abul Qasim al-Junaid mengangkat tudung itu, terlihatlah olehnya si pengemis terkapar mati di atas piring.

“Aku tidak mau memakan daging manusia.

”Abul Qasim al-Junaid menolak.

“Tetapi bukankah itu yang engkau lakukan kemarin ketika berada di dalam masjid?.

”“Abul Qasim al-Junaid segera menyedari bahwa ia bersalah karena telah berbuat fitnah di dalam hatinya dan oleh karena itu ia dihukum.

“Aku tersentak dalam keadaan takut,” Abul Qasim al-Junaid mengisahkan. 

“Aku segera bersuci dan melakukan shalat sunnat dua raka’at. 

Setelah itu aku pergi ke luar mencari si pengemis. 

Kudapatkan ia sedang berada di tepi sungi Tigris. 

Ia sedang memungut sisa-sisa sayuran yang dicuci di situ dan memakannya. 

Si pengemis mengangkat kepala dan terlihatlah olehnya aku yang sedang menghampirinya. 

Maka bertanyalah ia kepadaku : : Abul Qasim al-Junaid, sudahkah engkau bertaubat karena telah berprasangka buruk terhadapku?.” Sudah,” jawab ku, “Jika demikian pergilah dari sini. 

Dia-lah Yang menerima taubat hamba-hamba-Nya Dan jagalah pikiranmu.

“Aku telah mendpat pelajaran mengenai keyakinan yang tulus dari seorang tukang cukur, “Abul Qasim al-Junaid merenungi dan setelah itu ia pun berkisah sebagai berikut :

Suatu ketika sewaktu aku berada di Mekkah, kulihat seorang tukang cukur sedang menggunting rambut seseorang. 

Aku berkata kepadanya : “Jika karena Allah, bersediakah engkau mencukur rambutku?.” “Aku bersedia,” jawab si tukang cukur. 

Ia segera menghentikan pekerjaannya dan berkata kepada langganannya itu : “Berdirilah, apabila nama Allah diucapkan, hal-hal yang lain harus ditunda.

Ia menyuruhku duduk, Diciumnya kepalaku dan dicukurnya rambutku. 

Setelah selesai dia memeberikan kepadaku segumpal kertas yang berisi beberapa keping mata uang.“Gunakanlah uang ini untuk keperluanmu,” katanya kepadaku.

Aku pun lalu bertekad bahwa hadiah yang pertama sekali ku peroleh sejak saat itu akan kuserahkan kepada si tukang cukur tersebut.

Oleh sejak saat itu aku menerima sekantong uang emas dari Bashrah. Uang ini kuberikan kepada tukang cukur itu.

“Apakah ini?” ia bertanya kepadaku.“Aku telah bertekad,” aku menjelaskan. “hadiah yang pertama sekali kuperoleh akan kuberikan kepadamu. 

Uang itu baru saja kuterima.”Tetapi si tukang cukur menjawab :“Tidakkah engkau malu kepada Allah?” Engkau telah mengatakan kepadaku : “Demi Allah, cukurlah rambutku,” tetapi kemudian engkau memberi hadiah kepadaku. Pernahkah engkau menjumpai seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan demi Allah dan meminta bayaran?.

”Seorang pencuri telah dihukum gantung di kota Baghdad. Abul Qasim al-Junaid datang dan mencium kakinya.“Mengapa engkau berbuat demikian?.” Orang–orang bertanya kepada Abul Qasim al-Junaid.

“Semoga seribu belas kasih Allah dilimpahkan-Nya kepadanya,” jawab Abul Qasim al-Junaid.

“Semoga seribu belas kasih Allah dilimpahkan-Nya kepadanya,” jawab Abul Qasim al-Junaid. 

“Ia telah membuktikan bahwa dirinya setia di dalam usahanya. Sedemikian sempurna ia melakukan pekerjaannya sehingga untuk itu direlakannya hidupnya.

”Pada suatu malam seorang pencuri menyusup masuk ke rumah dan masuk ke kamar Abul Qasim al-Junaid. Tak sesuatu pun yang ditemukannya kecuali sehelai pakaian. 

Pakaian itu diambilnya, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah Abul Qasim al-Junaid. 

Keesokan harinya ketika Abul Qasim al-Junaid sedang berjalan-jalan di pasar, dilihatnya pakaiannya itu di tangan seorang pedagang perantara yang sedang menawarkan kepada seorang pembeli.

Calon pembeli itu berkata :“Sebelum kubeli pakaian ini aku meminta seseorang yang sanggup memberi kesaksian bahwa pakaian itu memang kepunyaanmu.”

“Akulah yang akan memberi kesaksian bahwa pakaian itu adalah miliknya.” Abul Qasim al-Junaid berkata sambil menghampiri mereka. Maka pakaian itu pun terjuallah.

Seorang perempuan tua datang menghadap Abul Qasim al-Junaid dan bermohon, “Puteraku pergi entah ke mana doakanlah agar ia kembali.

“Bersabarlah,” Abul Qasim al-Junaid menasehati perempuan tua itu.

Dengan sabar perempuan tua itu menanti beberapa hari lamanya. Kemudian ia kembali kepada Abul Qasim al-Junaid.

“Bersabarlah,” Abul Qasim al-Junaid mengulangi nasehatnya. Kejadian seperti ini telah beberapa kali berulang. 

Akhirnya wanita tua itu datang dan berkata lantang, “Aku sudah tak dapat bersabar lebih lama lagi. Doakanlah kepada Allah. ”Abul Qasim al-Junaid menjawab : “Jika engkau berkata dengan sebenarnya, puteramu tentu telah kembali. 

Allah berkata : Dialah yang akan menjawab orang yang berduka apabila orang itu menyeru kepada-Nya. ”Setelah itu Abul Qasim al-Junaid berdoa kepada Allah. 

Ketika perempuan sampai di rumahnya ternyata anaknya telah berada di sana. 

Seorang murid mengira bahwa dirinya telah mencapai derajat kesempurnaan.

“Oleh karena itu lebih baik aku menyendiri, ”ia berkata dalam hatinya. Maka pergilah ia mengasingkan diri di suatu tempat dan untuk beberapa lamanya berdiam di sana. 

Setiap malam beberapa orang yang membawa seekor unta datang kepadanya dan berkata : “Kami akan mengatarmu ke surga,” Maka naiklah ia ke atas punggung unta Itu dan mereka pun berangkat ke suatu tempat yang indah dan nyaman, penuh dengan manusia-manusia gagah dan tampan, di mana banyak terdapat mekanan-makanan lezat dan anak-anak sungai. 

Dulu tempat itu ia tinggal hingga fajar, kemudian ia jatuh tertidur dan ketika terjaga ternyata ia berada di kamarnya sendiri kembali. 

Karena pengalaman ini, ia menjadi bangga dan angkuh.“Setiap malam aku diantarkan ke surga,” ia membanggakan dirinya.

Kata-katanya ini terdengar oleh Abul Qasim al-Junaid. 

Abul Qasim al-Junaid segera bangkit dan datang ke tampat di mana ia mendapatkan muridnya itu sedang berlagak dengan sangat angkuhnya. 

Abul Qasim al-Junaid bertanya apakah yang telah dialaminya dan si murid mengisahkan seluruh pengalamannya ini kepada syeikh.

“Malam nanti apabila engkau diantarkan ke sana,” Abul Qasim al-Junaid berkata kepada muridnya itu, “ucapkanlah : “Tiada kekuasaan dan kekuatan kecuali pada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar.

”Malam itu, seperti baisanya si murid diantarkan pula ke tempat tersebut. 

Dalam hatinya ia tidak yakin terhadap perkataan syeikh Abul Qasim al-Junaid, tetapi ketika sampai di tempat itu, sekedar sebagai percobaan ia mengucapkan : Tiada kekuasaan dan kekuatan……….”.Sesaat itu pula orang-orang yang berada di tempat itu meraung-raung dan melarikan diri. 

Kemudian terlihatlah olehnya bahwa tempat itu hanyalah tempat pembuangan sampah sedang dihadapannya berserakan tulang-tulang binatang. 

Setelah menyadari kekeliruannya itu, si murid bertaubat dan bergabung denganm murid-murid Abul Qasim al-Junaid yag lain. 

Tahulah ia bahwa menyendiri bagi seorang murid adalah bagaikan racun yang mematikan.

Salah seorag murid Abul Qasim al-Junaid menyendiri di sebuah tempat yang terpencildi kota Bashrah. Suatu malam, sebuah pikiran buruk terlints di dalam hatiny. 

Ketika ia memandang ke dalam cermin terlihatlah olehnya betapa wajahnya telah berubah hitam. Ia sangat terperanjat. 

Segala daya uapaya dilakukan untuk membersihkan wajahnya, tetapi sia-sia. 

Sedemikian malunya dia sehingga tidak berani menunjukan mukanya kepada siapa pun. 

Setelah tiga hari berlalu, barulah kehitaman wajahnya kembali normal sedekit demi sedikit.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.“Siapakah itu,” ia bertanya.“Aku datang untuk mengantar surat dari Abul Qasim al-Junaid,” sebuah sahutan dari luar.

Si Murid membuka surat Abul Qasim al-Junaid.“Mengapa tidak engkau jaga tingkah lakumu di hadapan Yang Maha Besar. 

Telah tiga hari tiga malam aku bekerja sebagai seorang tukang celup untuk memutihkan kembali wajahmu yang hitam itu.

”Suatu hari, salah seorang murid Abul Qasim al-Junaid melakukan suatu kesalahan kecil. Karena malu ia melarikan diri dan tidak mau pulang. 

Beberapa hari kemudian, ketika berjalan-jalan dengan sahabt-sahabat di dalam pasar, tiba-tiba terlihatlah oleh Abul Qasim al-Junaid muridnya itu. 

Si murid lari karena malu.“Seekor burung kita terlepas dari sangkar,” Abul Qasim al-Junaid berseru kepada sahabat-sahabatnya dan mengejar si murid.

Ketika menoleh ke belakang, si murid melihat bahwa Syeikh membuntutinya. 

Maka ia pun mempercepat larinya Akhirnya ia bertemu jalan buntu, karena malu ia tetap menghadapkan mukanya ke tembok. 

Tak lama kemudian si syeikh telah berada di tempat itu. “Hendak ke manakah engkau guru?,” si murid bertanya kepada Abul Qasim al-Junaid. “Apabila seseorang membentur dinding, seorang syeikh dapat memberikan bantuannya,” jawab Abul Qasim al-Junaid.

Murid itu dibawanya pulang ke Tekkia Sesampainya di sana si murid menjatuhkan dirinya di depan kaki sang guru dan memohon ampun kepada Allah. 

Semua yang yang menyaksikan pemandangan ini tergugah hatinya, banyak di antara mereka yang ikut bertaubat.

Syeikh Abul Qasim al-Junaid mempunyai seorang murid yang dicintainya melebihi muridnya yang lain. 

Murid-murid lain merasa iri, hal ini disadari oleh syeikh melalui intuisi mistiknya. “Sesungguhnya ia melebihi kalian di dalam tingkah laku dan tingkat pemahamannya,” Abul Qasim al-Junaid menjelaskan kepada mereka. “Begitulah menurut pendapatku. 

Tetapi mari kita membuat sebuah percobaan agar kalian semua menyadari hal itu.”Kemudian Abul Qasim al-Junaid memerintahkan agar dua puluh ekor burung dibawakan kepadanya. “Ambil burung-burung ini oleh kalian, seekor seorang,” Abul Qasim al-Junaid berkata kepada murid-muridnya. “Bawalah burung itu ke suatu tempat yang tak terlihat oleh siapa pun juga, kemudian bunuhlah. 

Setelah itu bawalah kembali ke sini, Setiap murid pergi dengan membawa seekor burung, membunuh burung itu dan membawa bangkainya kembali, kecuali murid kesayangan Abul Qasim al-Junaid itu. Ia pulang dengan membawa seekor burung yang masih hidup. “Mengapa tak kau bunuh burungmu itu?.” Abul Qasim al-Junaid bertanya kepadanya. “Karena guru mengatakan hal itu harus dilakukan di suatu tempat yang tidak dapat dilihat oleh siapapun juga,” jawab si murid. “Dan ke mana pun aku pergi, Allah senantiasa menyaksikannya.” “Kalian saksikanlah tingkat pemahamannya!.” Abul Qasim al-Junaid berkata kepada seluruh muridnya. “Bandingkanlah dengan yang lain-lainnya. ”Semua murid Abul Qasim al-Junaid segera mohon ampunan Allah.

Abul Qasim al-Junaid mempunyai delapan orang murid istimewa yang melaksanakan setiap buah pikirannya. Pada suatu hari, terpikirkan oleh mereka bahwa mereka harus terjun ke perang suci. 

Keesokan paginya Abul Qasim al-Junaid menyuruh pelayannya mempersiapkan perlengkapan perang. Beserta ke delapan murid tersebut ia lalu berangkat ke medan perang. Ketika kedua belah pihak yang bertempur saling berhadapan, tampillah seorang satria perkasa dari pasukan kafir itu, lantas dibinasakannya ke delapan murid Abul Qasim al-Junaid. 

“Aku menengadah ke langit,” Abul Qasim al-Junaid mengisahkan, dan di sana terlihat olehku sembilan buah usungan. 

Roh masing-masing dari ke delapan muridku yang syahid itu di angkat ke sebuah usungan jadi masih ada satu usungan yang kosong. “Usungan yang masih kosong itu tentulah untukku,” aku berpikir dan karena itu aku pun mencebur kembali ke dalam kancah pertempuran. 

Tetapi satria perkasa yang telah membunuh ke delapan sahabatku itu tampil dan berkata : “Abul Qasim al-Junaid, usungan yang ke sembilan itu adalah untukku. Kembalilah ke Baghdad dan jadilah seorang syeikh untuk kaum Muslimin. Dan bawalah aku ke dalam Islam.”

“Maka jadilah ia seorang Muslim Dengan pedang yang telah digunakannya untuk membunuh ke delapan muridku itu ia pun berbalik membunuh orang-orang kafir dalam jumlah yang sama. 

Kemudian ia sendiri terbunuh sebagai seorang syuhada. Rohnya.” Abul Qasim al-Junaid mengakhiri kisahnya. “ditaruh ke atas usungan yang masih kosong tadi. Kemudian kesembilan usungan itu menghilang tidak terlihat lagi.

Seorang sayyid bernama Nairi, sedang melakukan perjalanan ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di Baghdad ia pun pergi mengunjungi Abul Qasim al-Junaid.

“Dari manakah engkau datang sayyid?.” Abul Qasim al-Junaid bertnya setelah menjawab salam.

“Aku datang dari Ghilan,” jawab sang sayyid..“Keturunan siapakah engkau?.” Tanya Abul Qasim al-Junaid.“Aku adalah keturunan ‘Ali, pangeran kaum Muslimin, semoga Allah memberkatinya.” Jawabnya.

“Nenek moyang mu itu bersenjatakan dua bilah pedang,” ujar Abul Qasim al-Junaid. “Yang satu untuk melawan orang-orang kafir dan yang lainnya untuk melawan dirinya sendiri. 

Pada saat ini, sebagai puteranya, pedang manakah yang engkau gunakan?.”Sang sayyid menangis sedih mendengar kata-kata ini. 

Di rebahkannya dirinya di depan Abul Qasim al-Junaid dan berkatalah ia :“Guru, di sinilah ibdah hajiku. Tunjukanlah kepadaku jalan menuju Allah.” “Dadamu adalah tempat bernaung Allah. 

Usahakanlah sedaya upayamu agar tidak ada yang cemar memasuki tempat bernaung-Nya itu.”

“Hanya itulah yang ingin ku ketahui,” si sayyid berkata.

JUNAID MENINGGAL DUNIA

Ketika ajalnya sudah dekat, Abul Qasim al-Junaid menyuruh sahabt-sahabtnya untuk membentangkan meja dan mempersiapkan makanan. “Aku ingin menghembuskan nafasku yang terakhir ketika sahabat-sahabatku sedang menyantap seporsi sop. ” Abul Qasim al-Junaid berkata; Kesakitan petama menyerang dirinya.“Berilah aku air untuk bersuci,” ia meminta kepada sahabat-sahabatnya.

Tanpa disengaja mereka lupa membersihkan sela-sela jari tangannya. Atas permintaan Abul Qasim al-Junaid sendiri kekhilafan ini mereka perbaiki. 

Kemudian Abul Qasim al-Junaid bersujud sambil menangis.“Wahai ketua kami,” murid-muridnya menegurnya. “dengan semua pengabdian dan kepatuhanmu kepada Allah seperti yang telah engkau lakukan, mengapakah engkau bersujud pada saat-saat seperti ini?.”“Tidak pernah aku merasa perlu bersujud daripada saat-saat ini,” jawab Abul Qasim al-Junaid.

Kemudian Abul Qasim al-Junaid membaca ayat-ayat al-Qur’an tanpa henti-hentinya.“Dan engkaupun membaca al-Qur’an?.” Salah seorang muridnya bertanya.“Siapakah yang lebih berhak daripadaku membaca al-Qur’an, karena aku tahu bahwa sebentar lagi catatan kehidupanku akan di gulung dan akan kulihat pengabdian dan kepatuhanku selama tujuh puluh tahun tergantung di angkasa pada sehelai benang.

Kemudian angin bertiup dan mengayunkan ke sana ke mari, hingga aku tak tahu, apakah angin itu akan memisahkan atau mempertemukanku dengan-Nya. 

Di sebelahku akan membentang tebing pemisah surga dan neraka, dan di sebelah yang lain malaikat maut. Hakim yang adil akan menantikanku di sana, teguh tak tergoyahkan di dalam keadilan yang sempurna. 

Sebuah jalan telah terbentang di hadapanku dan aku tak tahu kemana aku hendak dibawa.

”Setelah tamat dengan alQur’an yang dibacanya, dilanjutkannya pula tujuh puluh ayat dari surat al-Baqarah.

Kesakitan ke dua menyerang Abul Qasim al-Junaid.“Sebutlah nama Allah,” sahabat-sahabatnya membisikkan.“Aku tidak lupa,” jawab Abul Qasim al-Junaid. 

Tangannya meraih tasbih dan keempat jarinya kaku mencengkeram tasbih itu, sehingga salah seorang muridnyaharus melepaskannya.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” Abul Qasim al-Junaid berseru, kemudian menutup matanya dan sampailah ajalnya.

Ketika jenazahnya dimandikan, salah seorang yang ikut memandikannya bermasud membasuh matanya. 

Tetapi sebuah suara dari langit mencegah : “Lepaskan tanganmu dari mata sahabat-Ku.

Matanya tertutup bersama nama-Ku dan tidak akan dibukakan kembali kecuali ketikadia menghadap-Ku nanti,” kemudian ia hendak membuka jari-jari Junaid untuk dibasuhnya. 

Sekali lagi terdengar suara mencegah : “Jari-jari yang telah kaku bersama nama-Ku tidak akan dibukakan kecuali melalui perintah-Ku.

”Ketika jenazah Abul Qasim al-Junaid diusung, seekor burung dara berbulu putih hinggap di sudut peti matinya. Percuma saja para sahabat mencoba mengusir burung itu. 

Karena ia tak mau pergi. Akhirnya burung itu berkata :“Janganlah kalian menyusahkan diri kalian sendiri dan menyusahkan aku. 

Cakar-cakarku telah tertancap di sudut peti mati ini oleh paku cinta. Itulah sebabnya aku hinggap di sini. Janganlah kalian bersusah payah. 

Sejak saat itu jazadnya dirawat oleh para malaikat. Jika bukan karena kegaduhan yang kalian buat, niscaya jazad Abul Qasim al-Junaid telah terbang ke angkasa sebagai seekor elang putih bersama-sama dengan kami.”




Sumber :
https://bambangbelajar2.wordpress.com/2014/12/24/abul-qasim-al-junaid-al-baghdad

Nama - Nama Setan

oh SWT berfirman dalam surat yasiinأَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌArtinya: “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yaasin: 60)

Tuesday, June 27, 2017

Syeikh Siti Jenar

Nama asli Syekh Siti Jenar adalahSayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelahtenggara Cirebon. 

Sunan Bonang

SUNAN BONANG

1.Asal usul Sunan BonangDari berbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim. 


Sunan Gunung Jati

Dalam usia yang begitu muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Iaditunjuk untuk menggantikan kedudukannyasebagai Raja Mesir tapi anak yang masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. 

Kisah Nabi Ilyas a.s


Allah SWT berfirman:“Dan sesungguhnya Ilyasbenar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya:‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Dewa Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu): ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman!”. (QS Ash-Shaaffat: 123-132). 

Kisah Nabi Khidir a.s

Nabi Khidir A.s merupakan Hamba Allah Swt yang sangatkhusus,karena beliau adalah salah satu hamba Allah Swt yang ditunda kematiannya dan masih diberirejeki. Selain itu beliau diutus untuk  memberi pelajaranMakrifatkepadaPara Wali, para Sufi, maupun kepada orang  yang dengan tekun mendekatkan diri kepada Allah Swt.Nabi Khidir A.s mengajarkan ilmu tentang Makrifat, ada yang menyebutkan Nabi Khidir A.s juga mengajarkan ilmuLaduni. 




Banyak orang yang ingin bertemu denganNabi Khidir A.s, terutama para penganut Tarekat, ataupun merekayang ingin berguru kepada Nabi Khidir A.s. Kesalahan terbesar merekaadalah karena mereka ingin bertemu, seharusnya jangan punya keinginan untuk bertemu, ikhlaskanlah beliau yang menemui kitaDalam beberapariwayat, Nabi Khidir A.s memiliki Ciri-cirifisik yang tidak dimiliki oleh orang lain, yaitu:jempol tangan kanan tidak bertulang, beliauselalu membawatongkat, dan perawakan beliau lebih tinggi dari kebanyakan kita.Al-Khiḍr(Arab:الخضر,Khaḍr, Khaḍer, al-Khaḍir) keterangan mengenai beliauterdapat dalam Al-Qur’an   SurahAl-Kahfi ayat 65-82.  dan beberapa hadist.“Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel,Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Nabi Idris A.s, Nabi Ilyas A.s,  dan Nabi Isa A.s.Nabi Khidir A.s abadi karena ia dianggap telah meminum air kehidupan.Dalam kisah literatur Islam,  satu orang bisa bermacam-macam sebutannama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya;  yang lainnya menganggapnyasebagai nama julukan.  dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi.Para cendikiawan telah menganggapnyadan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius, dan lain lain.Al-Khiḍr secara harfiah berarti ‘Seseorang yangHijau’melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “ berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam situsEncyclopædia Britannica, dikatakan bahwa Khidir memiliki  sebuah nama, yang paling terkenal adalahBalyā bin Malkān.Menurut Syeikh Imam M. Ma’rifatullah al-Arsy, Segitiga Bermuda merupakan tempat titik terujung di dunia ini. Ditengah kawasan itu terdapat sebuahtelaga yang airnya dapat membuat siapa saja yang meminumnya menjadi panjangumur, ditempat itu pula Khidr bertahta sebagai penjagasumber air kehidupan tersebut.Teguran AllahSwt kepada Musa A.sKisah Nabi Musa A.s dan Nabi Khiḍir A.s dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi  ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab menceritakan bahwa beliau mendengar nabiMuhammad Saw bersabda:“Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orangyang paling berilmu?”Jawab Nabi Musa A.s, “Aku”Lalu Allah Swt menegur Nabi Musa A.s dengan firman-Nya,“Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”Lantas Musa A.spun bertanya,“Wahai Tuhanku,dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah Swt pun berfirman,“Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah Swt itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa A.s untuk menemui hamba yang shaleh itu. Di samping itu, Nabi Musa A.s juga ingin sekali mempelajari ilmu dari HambaAllah tersebut.Nabi Musa A.s kemudiannya menunaikan perintah Allah Swt itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.Mereka berdua akhirnya sampaidi sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikanyang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah Swt membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah Swt menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya’ tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Nabi Musa A.s Mereka kemudiannya meneruskan lagiperjalanan siangdan malamnya dan pada keesokan paginya.Ibn Abbas berkata,“Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yanglebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada Nabi Musa A.s,“Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itudan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitandan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)Musa segera teringat sesuatu,bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya duabuah lautan.Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi : 64)Terdapat banyakpendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir. Ada yangmengatakan bahwa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi denganParsia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra Hindia.Pendapat yang lain mengatakanbahwa lautan tersebut terletakdi tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik. Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut terletakdi sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antaraTeluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seoranghamba Allah yang berjubah putih bersih. Nabi Musa A.s pun mengucapkan salam kepadanya. NabiKhidir A.s menjawab salamnya dan bertanya,“Dari mana datangnyakesejahteraan dibumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu”Jawab Musa,“Aku adalah Musa.” Nabi Khidir A.s bertanya lagi,“Musa dari Bani Isra’il?” Nabi Musa A.s menjawab,“Ya. Aku datang menemui Tuan supaya Tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada Tuan.”Nabi Khidir A.s menegaskan,“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (SurahAl-Kahfi : 67)“Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebagian daripada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa.Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuandalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69)Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70)Nabi Musa A.s mengikuti Nabi Khidir A.s dan terjadilah, peristiwa yang menguji diri Musa yang telahberjanji bahwa Nabi Musa A.s tidak akan bertanya mengenai sesuatu tindakan  Nabi Khidir A.s.   Setiap tindakan Nabi Khidir A.s itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa A.s terperanjat.Peristiwa ketika Nabi Khidir A.s menghancurkan perahu yang mereka ditumpangi . Nabi Musa A.s bertanya kepadaNabi Khidir A.s.Nabi Khidir A.s mengingatkan akan janji Nabi Musa A.s, dan Nabi Musa A.s meminta maaf karena lalai mengingkari janji  untuk tidakbertanya mengenai tindakan Nabi Khidir A.s.Ketika  mereka tiba di suatu daratan, Nabi Khidir A.s membunuh bocah yang sedang bermain dengan teman sebayanya. Dan lagi-lagi Nabi Musa A.s bertanya kepadaNabi Khidir A.s.Nabi Khidir A.s kembali mengingatkan janji Nabi Musa A.s, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap yang dilakukan oleh Nabi Khidir A.s, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa A.s harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir A.s.Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatuPerkampungan. Sikap penduduk Kampung itu tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa A.s merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir A.s malah menyuruhNabi Musa A.s untuk  memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak . Nabi Musa A.s tidak kuasa untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir A.s ini.Akhirnya Nabi Khidir A.s menegaskan pada Nabi MusaA.s bahwa beliau tidak dapat menerimaNabi Musa A.s untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa A.s tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan  bersama dengan Nabi Khidir A.s.Nabi Khidir A.s menguraikan  mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa A.s bertanya.Pesan Makrifat Nabi Khidirketika berpisah dengan Nabi Musa A.s, dia (Musa) berkata,“Berilah aku wasiat”.Jawab Nabi Khidir A.s:“Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain, Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara merekasehingga kamu dibenci mereka. Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Janganlah kamukeras kepala atau bekerja tanpa tujuan. Apabila kamu mencela seseorang hanya karena kekeliruannya saja, kemudian tangisi dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron!” (Al Bidayah Wan Nihayah juz I hal. 329 dan Ihya’ Ulumuddin juz IV hal. 56).1.“Wahai Musa”,jadilah kamu seorang yang berguna bagi orang lain.Sebaik-baiknya manusia yang berguna bagi orang lain karena keberadaannya sangat dibutuhkan dan andaikata dia pergi, mereka merasa kehilangan sehingga yang akan dijadikanpanutan tidak ada, dan sebagai penggantinya yang setaraf pun tidak ada.2.Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka sehingga kamu dibenci mereka.Kerukunan dan ketentraman lingkungan didambakan disetiap warga. Dan apabila ada seseorang yang membuatresah masyarakat yang menimbulkan kecemasan mereka, kepergiannya tidak akan dinantikan kedatangannya lagi. Dengan kepergiannya, masyarakat merasa tentram, keberadaannya di setiap yang ditempatiselalu dibenci dan bahkan di usir.3.Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkanwajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Muka cemberut dan kusam menunjukkan wajah atau hati sedih dan kurang senangpada keadaan.Terimalah apa adanya dengan senang hati, jalani saja kehidupan ini dengan ketabahan dansabar, walaupun pahit dirasa. Kejadian apapun yang kita alami, pasti Allah Swtakan memberikan hikmah dan pelajaran dibaliknya. Dengan demikian kesedihan punakan sirna dengan sendirinya, dan wajah akan kelihatanberseri-seri tampaklah muka ceria.4.Janganlah kamu keras kepala, atau bekerja tanpa tujuan.Keras kepala adalah sifat yang harus disingkirkan jauh-jauh, karena bisa mengalahkan sifat-sifat baik lainnya, kalau sifat keras kepala masih mendominasi pada diri yang akibatnya dapat merugikan diri sendiri bekerjapun tak terarah dan sia-sia.5.Apabila kamu mencela seseorang, hanya karena kekeliruannya saja. Kemudian tangisi dosa-dosamu.Menyalahkan orang lain ataumencela tidak diperbolehkan oleh Nabi Khidir A.s karena beliau berlandaskan firman Allah Swt dalam surat Al Insyiqaq ayat 19: “Sesungguhnyakamu melalui tingkat demi tingkat (dalamkejadiannya)”.Manusia diciptakan oleh Allah Swt tingkat demi tingkat, salah satunya tingkat pemahaman belum berubahatau berbeda sebab yang dicela tingkat pemahamannya dibawah yang mencela,logislah yang mencela atau menyalahkan tidak dibenarkan.Orang kelas 3 kok disalahkan oleh orang kelas 5. Seharusnya  kelas 5 yang mengalah, danharus tahu serta faham bahwa perbuatan itu kurang benar, segeralah mohon ampunkepada Allah Swt dan jangan di ulangi lagi.Pesan ke Dua.Diriwayatkan bahwa setelah Khidir akan meninggalkan Nabi Musa A.s, dia (Khidir) berpesan kepadanya :“Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya sebagai bahan omongan.”(Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).Faham sesuatu ilmu bukan untuk modal berdebat, menonjolkan sesuatu faham yang berseberangan dan faham yang baru selesai dipelajarinya itu adalah yang paling benar sehingga bangga atas golongannya itu dan mengajak adu argument bahwa dialah yang paling benar sendiri, initidak dibenarkansebab berdebat itu tidak diperbolehkan sebagaimana surat Al Baqarahayat 139 :“Katakanlah, apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi kamiamalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”.Berseberangan faham yang sudah diyakini tidaklah perlu diusik satu sama lain karena masing-masing sudah kokoh dalam keyakinannya hanya saja ajakan orang-orang yang masih ngambang atau yang belum iman.Pesan ke tiga.1.Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasehat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkan.Memberi nasehat kepada orang lain janganlah mengharapkansesuatu imbalan apapun kecuali ridha Allah Swt dan tugas menyampaikan. Tugas menyampaikan dan men-syiarkan agama Allah adalah tugas setiap umat muslim, firman Allah Swt dalam surat Al Hajj ayat 32 mengatakan :“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”.Dan kita sendiri jangan merasa bosan-bosan untuk menengarkan para penceramah itu termasuk tholabul ilmi yang diwajibkan pada setiap muslim, walaupun ilmunya banyak.2.Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu.Berilah nasehat singkat, padat,berisi dan yang penting tidak membosankan.3.Dan ketahuilahbahwa hatimu itu ibarat sebuah bejanayang harus kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang bisa memecahkannya.Iman didalam hati belum tentu sudah kokoh tanpa djaga dan dirawat dan dipelihara karena lapisanluar hati masihdipenuhi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak ke arah perbuatan yang kurang baik. Maka dari itu waspadalah dalam menjaga hati jangan sampaihati terpengaruh dari hasutan syaitan yang cara penyusupan penyerangannya lewat hawa nafsu. Begitu hati sudah terkena pengaruh hawa nafsu pecahlah hati ini. Dan hati-hatilah dalam menjaganya.4.Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh dibelakangmu,karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya.Dunia yang kita tempati initidaklah selamanya kita tempati dan setelah selesai hidup kitapun pindahdi alam lain, maka kumpulkan amal kebajikan untuk modal menuai di akhirat nanti. Jangan buang-buang tempo, tanamlah amalmu untuk menggapai kebahagiaan di alam akhirat, apabila tidak ditanami amalkebajikan apa yang diambil disana kita akan rugi di dunia dan di akhirat. Waktu kita di dunia hanya sebentar, tidaklah lama sebagaimana keterangan surat An Naziyat ayat 46 :“Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) diwaktu sore atau di pagi hari”.5.Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti.Semua makhluk yang bernama manusia beramar ma’ruf nahi munkar. Mengerjakan amal yang baik untuk bekal di akhirat serta mencegah hal yang munkar untuk diri sendiri dan dilanjutkan kepada orang lain yang menjalani hal yang munkar yang dilarang.6.Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukankaummu.Sabar dalam menghadapi kemaksiatan dilingkungannya, ini bukan berarti diam tetapi sabar dalam bentuk berusaha mencegah danmenggantikan dengan perbuatan yang baik. Apabila mengalami kesulitan, bersabarlah, mencari solusinya dan jalan keluar yang baik.7.Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu) mu, karena tempatyang kosong akan terisi oleh ilmu yanglain.Kewajiban manusia yang berilmu untuk membagi ilmunya kepada orang lain yang membutuhkan,bukan ilmu yang diberikankepada orang lain itu habis tetapi malah sebaliknya justru bertambah banyak. Apa sebabnya?. Karena, ilmu yang kita berikan kepada orang lain dengan ikhlas dan ridha, Allah pun ridha menambah ilmu-Nya kepada orang tersebut.8.Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu, karena akan dipisahkan oleh kaum ulama’.Membicarakan ilmu yang sudah dicapai dengan predikat ilmu mukasyafah dengan orang yang diluar kelompoknya yang masih dibawah jauh dari ilmu yang dicapai, maka akan terjadi kurang baik bagi dirinya juga bagi orang lain. Pendapat mengenai hal ini, Imam Al Ghozali mengatakan, Pengetahuan-pengetahuan yang begini yang hanya boleh dikemukakan melalui isyarat, tidak diperkenankanuntuk diketahui setiap manusia. Begitulah halnya denganorang yang berpengetahuan tersebut tersingkap padanya, dia tidak boleh mengungkapkannya kepada orang yang pengetahuan tersebut tidak tersingkap atasnya. (Sufi dari Z.Z. Hal. 181).9.Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufiq hidayah Allah Swt untukmu.Menjalani kehidupan dengan kesederhanaan ini berartisudah meninggalkan kehidupan keterikatan dengan keduniawian. Banyak tokoh-tokoh Sufi yang tadinya hidup dalam kemewahan ditinggalkannya untuk hidup dalam kesederhanaan. Dengan hidup sederhana hatinya tidak disibukkan dengan harta. Ibadah kepadaAllah Swt lebihtenang dan khusu’, dalam pendekatannya kepada Allahserasa tak mengalami kesulitan.10.Berantaslah kejahilanmu dengan cara membuang sikap masa bodohmu (ketidak pedulian) yang selama ini menyelimutimu.Menahan danmenyingkirkan sifat-sifat yang kurang baik bukan main susahnya kalau tidak dilandasi dengan dzikirQalbu, sebab dzikir Qalbu dapat mengikis sifat-sifat yang kurang baik yang sekian lama membelenggu diri. Dengan dzikrullah yang dikerjakan di Qalbu, disamping menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, sifat-sifat yang baik pun menguasai diri dan menambah ketenangan dan ketentraman hati.11.Itulah sifat orang-orang arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semua.Orang-orang arif identik dengan orang-orang Sufi, orang-orang Sufi kebanyakan adalah para wali Allah yang menjadirahmat bagi semua orang.12.Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu.Meredam kemarahan orang yang memarahi di awali melatihpenahanan hawa nafsu dan meredam keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu, meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.13.Hai putra Imron, kamu sadari bahwailmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit.Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit,itupun Allah-lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga sebagaimanadi surat Luqman 27:“Dan seandainya pohon-pohondi bumi menjadi penadan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidakakan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.14.Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikapsewenang-wenang adalah menyiksa dirisendiri.Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mau menerima dari luar diri. Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu,terbukalah.15.Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pulakamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya,Hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru,mursyid, ataupembimbing. Jadi beliau sudah mampu membuka dan menutupilmu. Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya. Makanya harus ditutup,supaya dibelakang hari tidak adapermasalahan yang lebih besar lagi. Kalau tidak tahu cara menutup ilmu, jangan sekali-kali membukanyawalau tahu cara membuka ilmu tersebut,sebab kalau nanti ada konflik dikemudian hari tidak akan merepotkan. Bisa saja ilmu yang baik ini diselewengkan.16.Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu.Sebagaimanakisah kerakusannya Qorun, dia seorang yangtamak terhadap harta tidak dipergunakanuntuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.17.Namun, semua hamba yang selalu mensyukuri karunia Allah Swt serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan-Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani.Orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah Swt dan jangan dzalim atas nikmat pemberian-Nya. Andai kata kita tidak mau mensyukuri nikmat atas pemberian dari-Nya, Allah pun murka sebagaimanaditerangkan dalam surat Ibrahim ayat 34 :“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dari segala apa yang kamu pohonkan kepada Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itusangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.Juga sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim mengatakan :“Dari Abi Yahya Shuhaib bin Sinan ra. berkata : Bersabda Rasulullah Saw. sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin sebab segalakeadaannya untuk ia sangat baik dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin, jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya dan bila menderita kesusahan ia bersabar, maka sabar itu lebih baik baginya”Dengan meninggikan sifat sabar serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari-Nya, danmenerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari dengan kesabaran, dan mohon pertolongan-Nya.18.Bukankah orang yang seperti itu mampu mengalahkannafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujuk rayu syaitan?Syaitan membujuk manusia sejak Nabi Adam A.s diciptakan di surga, dia iri dengan Nabi Adam A.s karena Nabi Adam A.s diciptakan lebih sempurna dari dia, bahkan dia (iblis) disuruhbersujud kepada Nabi Adam tidak mau sebab menurut dia, dia lebih dahulu dan lebih tinggi dari Nabi Adam A.s. karena dia tercipta dari api. Dengan tidak maunyaiblis bersujudkepada Nabi Adam A.s, diusirlah dia oleh Allah Swt dari surga, dan disuruh menempati neraka selamanya. Iblis mau menerima itutapi dia masih meminta tangguh dan dalam penangguhanitu meminta lagi untuk menggoda anak cucu Nabi Adam A.s. Dan hanya yang ikhlaslah iblistidak dapat menggoda, sebagaimanafirman Allah Swt di surat Al Hijr ayat 30 – 42 : Ayat 30.Maka bersujudlah paramalaikat itu semuanya bersama-sama.Ayat31. Kecualiiblis, ia enggan ikut bersama-sama (malaikat)yang bersujud itu. Ayat32.Allah berfirman : Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut bersujud) bersama-sama mereka yang bersujud itu?Ayat33.Berkataiblis : Aku sekali-kali akan sujud kepada manusiayang Engkau telah menciptaka daritanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. Ayat34.Allah berfirman : Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk. Ayat35.Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat.Ayat36.Berkataiblis : Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Ayat37.Allah berfirman : (kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. Ayat38.Sampaihari (suatu) waktu yang telah ditentukan. Ayat39.Iblis berkata : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka. Ayat40.Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantaramereka. Ayat41.Allah berfirman : Inilah jalan yang lurus, kewajiban Aku lah (menjaganya). Ayat42.Sesungguhnya hamba-hamba Ku tidak ada kuasa kekuasaan bagimu terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikuti kamu yaitu orang-orang yang sesat.1.Dan Dia pula orang yang mengetam buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. Sabda Rasulullah Saw. dari Abu Darda R.a. mengatakan :“Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntutilmu, karena senang dengan apa yang mereka lakukan. Dan bagi orang-orang yang alim, dimintakan ampun untuknya oleh penduduk langit dan bumi serta oleh ikan-ikan yang ada di air. Dan keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah (yang tidak memiliki ilmu) adalah bagaikan kelebihan sinar bulan atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidakmewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia), akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, berarti ia telahmengambil bagian yang sempurna.”(HR. Dawud Tirmidzi). (Pesan-Pesan Rasulullah hal.167- 168).2.Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahaladi akhirat. Sekecil apapun amal kebajikan yangkita kerjakan di dunia, Allah akan membalasnya karena di dunia ini kita diwajibkan menanam amal sebanyak-banyaknya, surat Az Zalzalah ayat 7 menerangkan :“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”.3.Sedangkan kehidupan dunianya akantentram ditengah-tengah masyarakar yang merasakan jasanya. Jasa seorang pahlawan dikenang sepanjang masa oleh rakyat..4.Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Ilmu yang tidak bisa diomongkan itu ada beberapa macam antaralain penyampaiannya memakai bahasa isyarat, bahasa gerak, bahasa perlambang, bahasa kias, dan bahasa simbolis. Ada juga yang memakai bahasa Qalbu, ada lagi cara penyampaiannya lewat mimpi dan yang setengahsadar. Menerima pelajaran seperti itu semua memang tidakbisa di omongkan kepada orang yang belum bisa memahaminya. Mempelajari ilmu yang seperti itu dimulai dengan dzikir kalbu dan menghidupkanperasaan antara lain, perasaan lahiriyah / fisik, perasaanakal / otak, perasaan Qalbu / hati, serta menghidupkanperasaan indera-inderaDzahiriyahmaupun indera-indera bathiniyah.5.Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.Menjadi seorang penuntun yangdiawali dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. Karena kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka. Sebabkeberadaan sang penuntunditengah-tengah mereka hatinya merasa tentram.6.Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.Pakaian taqwaadalah yang paling baik untuk dipakai, dzikir adalah sarana pokok dalam kekokohan taqwa, buahnya dzikiritu bertafakkur. Ke-tafakkuran menghasilkan perenungan yang di amalkan dalam keseharian berbakti kepada Allah Swt.7.Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan-Nya.8.Sekarang telahkupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.9.Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mau menurutinya.Setelah itu Nabi Khidir A.smeninggalkan Nabi Musa A.syang duduk termenung dalam tangis kesedihan.Andaikata kita baca sekali lagi pesan-pesan Nabi Khidir A.s, akan ditujukan kepada diri kita sendiri apa yangkita rasakan danapa yang kita lakukan terhadap pesan-pesan itu. sengaja pesan-pesan itu diberi nomor dari kalimat perkalimat supaya mudah untuk menjelaskan dari pesan-pesan itu.Dibutuhkan waktu dan penelaahan yang serius serta memakai kaca mata bathin yang paling dalam serta  pemahaman tersendiri untuk dapat melaksanakan pesan-pesan Nabi Khidir A.s.


Sumber :

https://constantine23.wordpress.com/2013/04/20/kisah-nabi-khidir-a-s-tentang-ajaran-dan-jati-dirinya

Kisah Ashabul Kahfi

Kisah Ashabul Kahfi dan anjing dalam Al-Quranterdapat pada suratAl-Kahfi ayat 10-26. 

Monday, June 26, 2017

Nama - Nama Surat Alfatihah

Arti Al-Fatihah, Nama-Nama Lainnya Dan Keutamaan Membacanya Berdasarkan Hadits

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Kata fatih merupakan akar kata, nama ini berarti "menyingkirkan sesuatu yang terdapat pada satu tempat yang akan dimasuki. " Penamaannya dengan al-Fatihah karena ia terletak padaawalal-Qur'an, dan karena biasanya yang pertama memasuki sesuatu adalah yang membukanya, maka katafatihahdi sini berarti awal al-Qur'an. 



Surat ini adalah"Mahkota tuntunan Ilahi", Dia adalah"Ummul Qur'an" atau induk al-Qur'an. Banyak nama yang disandangkan kepadaawal surat al-Qur'an itu, tidak kurang dari 20-an nama. Dan dari sejumlah itu, hanya3 atau 4 yang diperkenalkan olehRasulullah saw. atau dikenal pada masa beliau, yaitu:al-Fatihah, Ummul KitabatauUmmul Qur'andanas-sab'ul-Matsani. Dari nama-namanya dapat diketahui betapa besar dampak yang dapat diperoleh pembacanya. Tak heran jika dianjurkan untuk menutup do'a denganalhamdu lillaahi rabbil 'alaminatau bahkan ditutup dengan surah ini.1. Nama Yang Diperkenalkan Rasulullah saw.1. Al-Fatihah; Banyak hadits Nabi saw. yang menyebut nama ini, antara lain:لا صلاةَ لمن لم يقرأْبفاتحةِالكتابِ"Tidak ada (tidak sah) shalat bagi yang tidak membaca Fatihah al-Kitab."(H.R. Bukhari, Muslim, dll.).2.Ummul Kitab; Penamaannya dengan istilah ini juga berdasarkan hadits Nabi saw. yang berbunyi:Råsulullåh shållallåhu‘alayhi wa sallam bersabda:كُلُّ صَلَاةٍ ا يُقْرَأُ فِيهَابِأُمِّ الْكِتَابِفَهِيَ خِدَاجٌ فَهِيَ خِدَاجٌ فَهِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍ“Setiap shalat yang tidak dibacakan didalamnya Ummul kitab (surat al fatihah) maka ia kurang, ia kurang dan tidak sempurna.”(Shåhiih, HR. Ahmad dan lainnya).didukung juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:كلُّ صلاةٍ لا يُقرَأُ فيهابأمِّ الكتابِ، فَهيَ خِداجٌ ، فَهيَ خِداجٌ“setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitab, maka ia cacat, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah 693, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).Imam Bukharijuga meriwayatkan yang kesimpulannya adalah bahwaAbu Said al-Khudri, salah seorang sahabat Nabi saw. melaporkan kepada beliau bahwa iamembacakan seorang yang digigit ular dengan ummul kitab, dan ternyata pulih kesehatannya. Kataumdari segi bahasa berarti induk. Penamaan surah ini dengan Induk al-Qur'an boleh jadi karena ia terdapat pada awal mushaf sehingga ia bagaikan asal dan sumber, serupa dengan ibu yang datang mendahului anaknya serta sumber kelahirannya.3.As-Sab'ul-Matsani. Adapun penamaandengan istilah ini juga bersumber dari banyak hadits, antara lain yang diriwayatkan olehTurmidzibahwa Rasulullah saw. bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, Allah tidak menurunkan di dalam Taurat, Injil maupun Zabur dan al-Qur'an suatu surat seperti as-sab'ul-matsani. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَالسَّبْعُ الْمَثَانِيْوَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“.[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan At-Tirmidziydalam Sunan-nya (3124)].Dari segi bahasaas-sab'uberarti tujuh. Ini karena surah tersebut terdiri dari tujuh ayat, sedang kata matsani merupakan bentuk jamak dari katamutsannaataumatsnayang secara harfiah bermakna: dua-dua" Yang dimaksud dua-dua adalah ia dibaca dua kali setiap rakaat shalat, atau karena ia turun dua kali; sekali di Makkah dan sekali di Madinah. Bisa juga kata tersebut dipahami dalam arti berulang-ulang dalam shalat atau di luar shalat, atau karena  kandungan pesan setiap ayatnya terulang-ulang dalam ayat-ayat al-Qur'an yang lain.2. Nama-nama lain al-fatihah :- Ummul Kitab (Induk Kitab),‎ كُلُّ صَلَاةٍ ا يُقْرَأُ فِيهَابِأُمِّ الْكِتَابِفَهِيَ خِدَاجٌ فَهِيَ خِدَاجٌ فَهِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍ“Setiap shalat yang tidak dibacakan didalamnya Ummul kitab (surat al fatihah) maka ia kurang, ia kurang dan tidak sempurna.”- al-Asas (Asas segala sesuatu),- al-Matsani (yang diulang-ulang),‎وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَالْمَثَانِيوَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ(yang artinya), “Sungguh Kami telah memberikan kepadamu tujuh yang diulang-ulang dan sebuah al-Qur’an/bacaan yang sangat agung.”(QS. al-Hijr : 87).- al-Kanz (Perbendaharaan),- asy-Syafiyah (Penyembuhan),- al-Kafiyah (Yang mencukupi)- al-Waqiyah (Yang melindungi),- al-Ruqyah (Mantera)," فَاتِحَةُ الْكِتَابِشِفَاءٌمِنْ كُلِّ سُمٍّ"Fatihatul kitab (surat Al-Fatihah) merupakan obat penawar bagi segala jenis racun.- al-Hamd (Pujian),- asy-Syukr (Syukur),- Ad-Du'a (Do'a) dan- as-Shalat.قَسَمْتُالصَّلَاةَبَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، قَالَ اللَّهُ: حَمِدَنِي عَبْدِيAku bagikan shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua ba-gian. Apabila seorang hamba mengucapkan, "Alhamdulilldhi rabbil 'dlamlna" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), maka Allah berfirman, "Hamba-Ku telah memuji-Ku."(Hadis).Tema Pokok Surat al-Fatihah:1.Menetapkan kewajaran Allah swt untukdihadapkan kepada-Nya segala pujian dan sifat-sifat kesempurnaan2. Meyakini kepemilikan-Nya atas dunia dan akhirat, dan kewajaran-Nya untuk disembah dan bermohon kepada-Nya pertolongan.3. Nikmat menempuh jalan yang lurus sambil bermohon agar terhindar dari jalan orang yang binasa.3. Keutamaan (Keistimewaan)  Surat Al-Fatihah1. Surat yang paling agung.Imam Ahmad bin Hambalmeriwayatkan dari Musnadnya dari Abu Said bin al-Mu'alla, ia berkata:كُنْتُ أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِإِنِّيْ كُنْتُ أُصَلِّيْ, قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ, فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ: (الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ“Dulu aku pernah shalat. Lalu Nabi SAW memanggilku. Namun aku tak memenuhipanggilan beliau. Aku katakan: “Wahai Rasulullah, tadi aku shalat“. Beliau bersabda: “Bukankah Allah berfirman:“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).Kemudian beliau bersabda: “Maukah engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid?” Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku kataka: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda: “Aku akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda: “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”.[HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya (4720), Abu Daud dalam Sunannya (1458), dan An-Nasa’i dalam Sunannya(913)].Berdasarkan haditsAbu Sa'id,ketika ia menjampi (ruqyah) seseorang yang sakit, Rasulullah saw. bersabda:"Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu adalah ruqyah."2. Surat Peruqyah.Ada hadits lain yang diriwayatkan olehImam Bukharidalam kitabFadhailul-Qur'andariAbu sa'id Al-Khudri, ia menceritakan, "Ketika berada dalam suatu perjalanan, kami singgah di suatu tempat, tiba-tiba seorang budak wanita datang dan berujar, "Sesungguhnya kepala suku kami tersengat, sementara orang-orang kami sedang tidak berada ditempat, apakah diantara  kalian ada yangbisa membaca mantera ?" Ketika itu ada seorang laki-laki yang berdiri. Kemudian orang itu membacakan mantra, maka kepala suku itu pun sembuh. Selanjutknya kepala suku itu menyuruh budaknya agar memberikan tiga puluh kambing serta memberi kami minum susu. Setelah kami pulang, kami tanyakan kepada laki-laki itu. "Apakah engkau mengangap mantra itu baik ataukah engkau menggunakan mantra?" Ia pun menjawab, "Aku tidak menggunakan mantra kecuali dengan Ummul Qur'an (Al-Fatihah)." Lalu kami berkata, "Jangan bicara apapun sehinggakita datang kepada Rasulullah saw." Sesampai di Madinah kami menceritakan hal ini kepad Nabi saw, maka beliau pun bertutur, "Apa yang menyebabkan ia tidak menganggap hali itu sebagai ruqyah? Berikan dari bagiannya kepadaku" Demikianlah hadits yang diriwayatknImam MuslimdanAbu Daud.[2].3. Asy-Syifa (Penyembuh)Sebagaimana diriwayatkanAbu Syaikh, dariAbu Sa'id Al-KhudridanAbu Hurairah r.a., keduanya menceritakan, Rasulullah saw. bersabda:"Fatihatul Kitab merupakan syifa' (penyembuh) segala racun.4. Keutamaan Pahala Membacanya.بَيْنَمَا جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَلَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْ يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ“Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi SAW, maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata: “Ini adalah pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali padahari ini.” Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata: “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini.” Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata: “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“.[HR. Muslim dalam Shahihnya (806), dan An-Nasa’i (912)].5. Turut menentukan Sah atau tidaknya shalatمَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ“Barangsiapa yang melakukan shalat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka shalatnyakurang (3X), tidak sempurna”.Abu Hurairahditanya: “Bagaimana kalau kamidi belakang imam?” Beliau berkata: “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku telah membagi Shalat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta.”[HR. Muslim (395), Abu Daud (821), At-Tirmidzi (2953), An-Nasa’i (909), dan Ibnu Majah (838)].6.Dll.ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.Sumber:Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, hal. 4-42, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir.




http://www.jadipintar.com/2015/09/arti-alfatihah-nama-nama-lainnya-dan-keutamaan-membacanya-berdasarkan-hadits

Nama - Nama Al-Qur'an

Berikut ini merupakan nama-nama lai  Alquran beserta artinya :
1. Al-Furqon = Pembeda antara yang hak dan yang bathil
2. Adz- Dzkiri = Pemberi Peringatan
3. Al- Mauidhoh = Pelajaran / Nasehat
4. As- Syifa = Sebagai Obat
5. Al- Hukm = Peraturan /hukum
6. Al-Himah = Kebijaksanna7. Al- Huda = Petunjuk8. Al- Bashair = Pedoman9. Al- Balagh = Penyampaian Kabar10. Al -Qaul = Firman ( perkataan )11. At- Tanzil = yang diturunkan12. Ar- Rahman = Karunia13. Ar- Ruh = Ruh14. Al -Bayan =penerang15. Al- Kalam = Ucapan /Firman16. Al- Busyro = kabar gembira17. An-Nur = Cahaya18. An-Naq = Kebenaran19. Al - Basyah = Keterangan20 Al-mauizoh = pelajaran /nasihat21. Al- Karim = Bacaan yang mulia22. Al- Khoir = Kebaikan23. Al- Habuyullah = Tali Allah24. Al-Burhan = Alsan25. Al Mubarok = Yang di berkati26. An -Nazir = Pemberi Peringatan27. Al -Majid = Mulia28. Al-Muhaimin = Penjaga29. Al- Hakim = Pemutus Perkara30. Al -Kitab = sinonim dari ( kitab )Demikian lah 30 Nama-Nama Lain Al-Qur'an dan artinya , apabila nama-nama tadi ada yang salah mohon kritik dan saranya . semoga nama lain alqouran tadi bermanfaat bagi kita semua.



Sumber :

http://ahmadsuyadi.blogspot.in/2013/09/30-nama-nama-lain-al-qur-dan-artinya






Sunday, June 25, 2017

Macam - Macam Sholawat

1.       SHOLAWAT MA'TSUROHSholawatma’tsurohmerupakan sholawat yang kalimat, cara membaca, waktu mebaca dan keutamaannya telah diajarkan olehRasululloh saw, sendiri.أللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحّمَّدٍ نِالنَّـبِىِ اْلأُمِّىِّ وَعَلٰى اٰلِهِ وَسَلِّمْArtinya : “Ya Alloh! Limpahkanlah sholawat kepadaMuhammadyang tiada dapat membaca dan menulis (Ummy) dan semoga keselamatan tercurah kepada segenap keluarganya”2.       SHOLAWAT IBROHIMIYAHاَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أَٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰىسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰىأٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.Artinya : “Ya Alloh, limpahkansholawatkepadaMuhammaddan keluargaMuhammad, sebagaiman yang telahEngkau limpahkan pada Ibrahim dan keluarganya, berkatilahMuhammad dan keluarganya sebagaiman Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”   Kegunaanya :1.  Untuk mendapatkan segala macam kebutuhan hidup dunia dan akhirat2.  Untuk mendapatkan rahmat dan keselamatan dunia dan akhirat3.  Untuk mendapatkan kewibawaan yang sangat besar terhadap orang lain4.  Untuk menarik dan memperluas rizki dengan sebanyak-banyaknya5.  Untuk mendatangkan segala macam hajatdan dapat mempercepat tercapainya semua cita-cita.3.       SHOLAWAT AL-FATIHاَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِماَ سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّوَالْهَادِى إِلٰى صِرَاطِكَ الْمُسْـتَقِيْمِ. صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ.Artinya: “Ya Alloh limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah kepada nabi Muhammad saw, sebagai pemuka sesuatu yang terkunci, dan penutup sesuatu (para nabi) yang terdahulu, dialah penolong yang benar dengan membawa kebenaran serta petunjuk menuju jalan-Mu yang lurus. Semoga Alloh melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga dan para sahabatnya dengan sebenar-benarnya dengan pangkat dan kedudukan yang agung.”Kegunaannya :1.  Untuk menghilangkan segala kesempitan hidup dan segala urusan yang sulit.2.  Untuk mengahups dosa-dosa kecil3.  Untuk dapat bertemu dengan Rosululloh saw didalam mimpi4.  Untuk dapat bertemu dan berkumpul dengan nabi besar Muhammad saw di akhirat kelak.4.       SHOLAWAT QUTHBUL AQTHOBاَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلأَوَّلِيْنَ وَصَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ وَصَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلـمُرْسَلِيْنَ وَصَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْمَلَإِ اْلأَعْلٰى إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنَ.Artinya : ”Ya Alloh, berikan rahmat takdzim kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, di masa-masa permulaan dan berikanrahmat kepada Nabi Muhammad saw, di masa-masa penghabisan dan berikan rahmat kepadanabi Muhammad saw sebagai utusan serta berikan rahmat kepda nabi Muhammad saw  dan kepada orang-orang yang memiliki kemiliaan sampai hari kiamat.  ”Kegunaannya :1.  Untuk menyembuhkan penyakit pusing danpanas, perut, batuk2.  Dan untuk menyembuhkan penyakit gila dan penyakit-penyakit lainnya.5.       SHOLAWAT UMMYاَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِى الْأُمِّـى وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْArtinya :“Ya Alloh, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, sebagai hamba, Nabi, dan utusan-Mu yang Ummy (tidak bisa membaca dan menulis)beserta keluarga dan sahabatnya dengan salam yang sesungguhnya.Kegunaannya :1.  Barang siapa yang membaca sholawat Ummy ini sebanyak 80 (delapan puluh) kali pada mala  Jum’at, Allah swt akan mengampuni dosa-dosanya selama 80 (depalan puluh) tahun.2.  Jika sholawat Ummy ini dibaca sebanyak 500 (lima ratus) kali pada malam Jum’at, maka niscaya ia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Muhammad saw, dalam keadaan sadar.  6.       SHOLAWAT MUKAFA’AHاَللّٰـهُمَّ صَلِّ عِلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَائِمَةً مَقْبُوْلَةًتُـؤَدِّى بِهَا حَقَّهُ الْعَظِيْمِ .Artinya :“Ya Alloh, limpahkanlahrahmat, salam dan berkah kepada junjungan kita Muhammad saw yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang menjadi kekasih Alloh swt, yang luhur pangkatnya dan yang agung kemuliaannya, dan limpahkanlah pula atas keluarganya dan para sahabatnya.”Kegunaannya :Barang siapa yang memebaca sholawat mukafaah berikut ini sebanyak-banyaknya maka ia telah menunjukkan kecintaannya kepada kanjeng Nabi Muhammad saw, dan barang siapa yng mencintai kanjeng Nabi Muhammad saw maka jelas ia akan mendapat syafaat beliau kelak dihari kiamat dan dianggap sebagai orangyang mulai di sisi beliau.7.       SHOLAWAT GHOZALIاَللّٰـهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَّبِىِّ اْلأُمِّيِّ الْحَبِـيْبِ الْعَالِى الْقَادِرِ الْعَظِيْمِ الْجَاهِ وَعَلٰى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.اَللّٰـهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَائِمَةًمُسْتَمِرَّةً تَدُوْمُ بِدَوَامِكَ وَتَبْقٰى بِبَقٰـئِكَ وَتَخْلُدُ بِخُلُوْدِكَ وَلَاغَايَةً لَهَا دُوْنَ مَرْضَاتِكَ وَلَاجَرَاءَ لِقَائِكَ وَمُصَلِّيْهَا غَيْرَ جَـنَّــتِكَ وَالنَّظَرَ إِلٰى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِArtinya : “Ya Alloh, limpahkanlahrahmat, salam dan berkah kepada junjungan kita Muhammad saw yang kekal dan terus menerus, ia kekal karena Kekekalan-Mu, ia tetap karena ketetapan-Mu, ia langgeng karena kelanggengan-Mu, tidakada ujung bainya tanpa keridhoan-Mutidak ada balasan bagi pembacanya dan yang memintakan rahmat selain surga-Mu dan melihakt Wujud-Mu yang Mulia.”Kegunaannya :1.  Untuk membuat hati menjadi tenang,membuat pikiran menjadi terang dan untuk menambah tingkat kecerdasan2.  Untuk mendatangkan segala macam hajatbaik yang kecil maupun yang besar.8.       SHOLAWAT SYIFA’اَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَاوَصِحَّةَ اْلأَبْدَانِ وَعَافِـــيَــتِهَا وَنُوْرِ اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلٰى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ.Artinya :“Ya Alloh, limpahkanlah rahmat, kepada junjungan kita bnabi Muhammad saw yang menjadi dokter semua hati dan obatnya, yang menjadi sehat semua badan dankesejahteraannya, yang menjadi cahaya semua hati dan kemuliaannya. Dan semoga rahmat terlimpah kepada segenap keluarga beliau dan kepada para sahabat-sahabatnya, serta limpahkanlah salam dan kesejahteraan kepada mereka semua.Kegunaannya :1.  Untuk menjadikan tubuh lebih kuat dan sehat2.  Untuk menjadikan tubuh kita selamat, awet muda dan panjang usia3.  Untuk menjadikan hati lebih terang dan bercahaya, sehinggadapat melihat kebaikan dan kebatilan9.       SHOLAWAT MUNJIYATاَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَ بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَالْأَفَاتِ وَتَقْضِى بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّــيـِّـــــئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلٰى الدَّرَجَاتِ وِتُبَلِّغُنَا بَهَا أَقْصٰى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاتِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىيْئِ قَدِيْرٌ.Artinya :“Ya Alloh, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, melalui rahmat itu Engkau menyelamatkankami dari segala ketakutan dan malapetaka. Yang dengan rahmat itu Engkau memenuhi segala hajat kami, yang dengan Engkau mensucikan kami dari segala keburukan, yang dengan Engkau mengangkat derajat kami setinggi-tingginya, yang dengan Engkau mengantar kami ketempat yang paling ujung dari semua kebaikan hidup di duniadan kehiduan setelah mati.”Kegunaannya :1.  Untuk mengharumkan bau mulut yang tak sedap2.  Untuk menghilangkan rasa canggung dihadapan orang banyak, dan dapat memancarkan kewibaan melalui ucapannya.10.   SHOLAWAT HAJAT DUNIA AKHIRATاَللّـٰــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَيَّـدِنَـا مُحَمَّدٍ وَعَـلـٰى أَلِ سَيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلـٰى أَهْلِ بَــيْـتِهِArtinya :“Y Alloh, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad saw, dan kepada ahli keluarganya”Kegunaannya :Sholawat ini apabila dibaca sebnyak 1000 (seribu) kali maka Allah swt, akan mendatangkan hajatnyasebanyak 100 hajat. Hajat yang 30 (tiga puluh) akan diberikan didunia dan hajat yang 70(tujuh puluh) akan di datangan kelak di akhirat.11.   SHOLAWAT KAMILATاَللّـٰــهُمَّ صَلِّ وَسَلِّـمْ وَبَـارِكْ عَـلـٰى سَــيـِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ وَعَـلـٰى أٰلِـهِ كَمَا لَا نِـهَايَـةَ لِـكَـمـَالِكَ عَدَدَ كَـمـَالِـهِArtinya :“Ya Allah, limpahkanlah rahmat keselamatan dan berkah kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya, sebagaimana tiada batas akhir bagi kesempurnaan-Mu, sebagai hitungan kesempurnaan”Tentunya masih banyak lagi jenis-jenis sholawat yanglainnya, yang tidak bisa kami sebut satu persatu di halaman ini. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang macam macam sholawat, silakan cari artikel mengenai sholawat di blog ini. terimakasih.1.MAKNA SHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW.2.SHOLAWAT ADRIKIYAH, untuk segala macam hajat dan keramat3.SHOLAWAT A'DHOM,untuk penakluk kaum dan keramat serta kunci terkabulnya semua hajat4.SHOLAWAT AL-FATIH,pembuka kunci rizki5.SHOLAWAT AL-ALILQODRI untuk menggapai hajat yang besar6.SHOLAWAT AL-BIHAR untuk kesehatan7.SHOLAWAT AL-HIMAYAHuntuk tolak balak8.SHOLAWAT AHLIYAH9.SHOLAWAT AN-NISA' untuk ketenangan hati dan kebahagiaan dunia akhirat10.SHOLAWAT AWWALIN WAL AKHIRIN 11.SHOLAWAT BADAR, Jawa Timur untuk kesejahteraan dan kewibawaan12.SHOLAWAT BADAWI KUBRO, untuk menggapai hajat yang besar sejenisnya13.SHOLAWAT BAHAGIA DUNIA AKHIRAT14.SHOLAWAT BARRIYAH Ibnu Abbas RA sholawat sejuta kebaikan15.SHOLAWAT BASYAIRUL KHOIROT, Sholawatyang agung faedahnya dan keramat16.SHOLAWAT DALAILKHOIROT, 17.SHOLAWAT DUSTUR, Shalawat diantara dua Khotbah untuk tameng negara dan kesejahteraan umat18.SHOLAWAT DZURIYAH19.SHOLAWAT FULUSuntuk kekayaan20.SHOLAWAT GHOYATUL MUNA21.SHOLAWAT HUSNULKHOTIMAH22.SHOLAWAT IBNU ABBAS RA, pahala yang amat besar23.SHOLAWAT IBROHIMIYAH, pusatnya sholawat24.SHOLAWAT IMAM ALI AL HABSYI untuk meditasi dan bertemu dengan kanjeng nabi25.SHOLAWAT IMAM GHOZALI RA26.SHOLAWAT IMAM NAWAWI BANTEN adab berziarah di makam Rasulillah Muhammad saw27.SHOLAWAT INSIYAH28.SHOLAWAT JALBURIZQI Penarik Rizki29.SHOLAWAT JAWAHIRU SANIYAH,30.SHOLAWAT JAUHAROTUL ANWAR Untuk mencapai derajat kewaliyan 31.SHOLAWAT JAUHAROTUL KAMAL Karya Syaikh Ahmad bin Muhammad At-Tijany32.SHOLAWAT JIBRIL,33.SHOLAWAT KAMILAT,34.SHOLAWAT KASYAF35.SHOLAWAT KUBRO, 36.SHOLAWAT LI TAISIRIL ARZAQ37.SHOLAWAT LITAISIRIL ARZAQ WAL FUTUHAT38.SHOLAWAT MA'TSUROH, jenis bacaan sholawat yang diajarkan langsung oleh Rasululah saw39.SHOLAWAT MA'TSUROHHabib Ali bin Muhammad Al-Habsy40.SHOLAWAT MAHABBAHSyaikh Imam At-Tijany RA41.SHOLAWAT MA'LUF42.SHOLAWAT MASYISYIYAH ,43.SHOLAWAT MIFTAHURRIZQI44.SHOLAWAT MIZANUL ARDHI WASSAMAWAT, Sholawat timbangan langit dan bumi45.SHOLAWAT MUKAFA'AH46.SHOLAWAT MUKHOTOB, / SHOLAWAT ADRIKIYAH 47.SHOLAWAT MULTI GUNA, 48.SHOLAWAT MUNJIYAT49.SHOLAWAT NABI HIDLIR AS, untuk keberkahan material dan spiritual, 50.SHOLAWAT NARIYAH, 51.SHOLAWAT NUR, 52.SHOLAWAT NURULFAHMIuntuk kefahaman dan kecerdasan53.SHOLAWAT NURULQIYAMAH54.SHOLAWAT NURULQOLBI55.SHOLAWAT PERLINDUNGAN56.SHOLAWAT PENARIK RIZKI57.SHOLAWAT QOBDLOH 58.SHOLAWAT QOTHBUL AQTHOB,59.SHOLAWAT REKES60.SHOLAWAT ROBBANIYYAH / Sholawat Nuril Anwar61.SHOLAWAT RIDLO,62.SHOLAWAT SAMMAITAH 63.SHOLAWAT SHULTON64.SHOLAWAT SYAMILAH Habib Muhammad Luthfi Pekalongan65.SHOLAWAT SYEKH ABIL MAWAHIB66.SHOLAWAT SYIFA', Sholawat kesembuhan67.SHOLAWAT TAGHFIR68.SHOLAWAT TARHIM, 69.SHOLAWAT TAWASUL,70.SHOLAWAT THIBBIL QULUB WATHIBBIL AJSAD71.SHOLAWAT TOLAK BALAK sebagai tameng dari pengaruh jahat dan keselamatan72.SHOLAWAT TSALJUL QULUB 73.SHOLAWAT TUJUH LANGIT TUJUH BUMI