Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin qamaril wujuudi fii hadzaal yawmi wa fii kulli yawmi wa fii yaumil maw’uudi sirran wa jahran fid dunyaa wal ukhra wa ‘ala aalihii wa shahbihii wa sallim
Showing posts with label mutiara. Show all posts
Showing posts with label mutiara. Show all posts

Tuesday, November 6, 2018

Wasiat Imam Syafi'i ra

Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi atau biasa dikenal dengan panggilan Imam Syafi'i adalah ulama besar dan merupakan salah satu pendiri dari madzhab yang empat. beliau Al-Imam Asy Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, pada tahun 150 H/767 M dan meninggal di Fusthat, Mesir, pada tahun 204 H/819 M. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah SAW, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib yang merupakan saudara dari Hasyim yaitu kakek Nabi Muhammad SAW.

Beliau Imam Syafi i adalah ulama yang memiliki kecerdasan luar biasa. pada usia 9 tahun meliau sudah hafal Al-Quran dan memasuki usia 15 tahun sudah diberi kewenangan untuk mengeluarkan fatwa pada pada masanya. segala macam bidang ilmu agama sudah dikuasai Imam Syafii pada usia tersebut, meski begitu beliau tetap dan terus belajar menuntut ilmu. sehingga ketinggian ilmu Al Imam Syafi'i tidaklah diragukan lagi, banyak sekali nasihat, wasiat dan kata kata Imam Syafi'i yang sangat bijak dan bisa kita ambil manfaatnya dalam mengarungi kehidupan ini agar selamat dunia akhirat.

Diantara nasehat dan wasiat beliau..

Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke kuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.

Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya.

“Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid.”

“Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.”

“Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan hilang ketundukannya pada dunia.”

"Marahnya orang yang mulia bisa terlihat dari sikapnya, dan marahnya orang yang bodoh terlihat dari ucapan lisannya" (Imam Syafi’i)

Teruslah bertaqwalah kepada Allah, meski engkau dalam keadaan lalai
Jika engkau bertaqwa, niscaya Dia akan mendatangkan kepada mu rizqi yang tiada teraduga

Bagaimana engkau takut dalam kemiskinan, padahal Allah Maha Pemberi rizqi
Dia yang telah Menganugrahkan rizqi pada burung dan ikan di laut

Siapa yang mengira rizqi datang sebab kekuatan
Pastilah burung pipit tidak akan makan bila dibandingkan dengan burung elang

Engkau akan meninggalkan dunia, maka sungguh engkau tidak menyadari
Ketika malam tiba, apakah engkau masih hidup sampai fajar hari

Betapa banyak orang sehat mati tanpa sakit
Betapa banyak orang-sakit hidup bertahun-tahun

Betapa banyak anak muda tertawa-lepas di pagi dan sore hari
Sedangkan dia tidak menyadari, bahwa kain kafannya telah disulam rapi

Betapa banyak anak kecil yang berharap umur yang panjang
Akan tetapi jasad-jasad mereka telah dimasukkan dalam gelapnya alam kubur

Maka barangsiapa hidup sampai seribu atau bahkan dua ribu tahun
Maka tidak lain pada hari akhirnya adalah liang kubur

Ilmu itu bukan apa yang dihafal, tetapi ilmu itu ialah apa yang dimanfaatkan.

Perbalahan dalam ilmu hanya akan mengeraskan hati dan menimbulkan permusuhan.

Siapa yang tidak dimuliakan oleh taqwa, maka dia tidak memiliki kemuliaan. Siapa yang melihat dirinya lemah (di hadapan Allah Ta’ala), maka dia akan memperolehi istiqomah. Siapa yang sangat menginginkan dunia, maka dia akan menjadi hamba kepada pencintanya (dunia). Siapa yang puas dengan apa yang ada (bersifat qana’ah), maka dia tidak akan tunduk kepada orang lain.

Kebaikan dunia dan akhirat itu adalah lima perkara:
– Kaya jiwa,
– Tidak menyakiti orang lain,
– Hasil usaha yang halal,
– Pakaian taqwa,
– Kepercayaan teguh kepada Allah Ta’ala dalam setiap keadaan.

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?”

Siapa yang menegur saudaranya secara rahasia, bererti dia telah menasihatinya dengan ikhlas. Siapa yang menegur saudaranya secara terang-terangan, bererti dia telah memalukannya.

Tawadhu itu adalah sebahagian daripada akhlak golongan yang mulia, manakala takbur itu adalah sebahagian daripada tanda golongan yang hina.

Apabila urusan menjadi banyak, maka mulakan dengan yang paling penting.

Siapa yang memiliki tiga perkara, bererti dia telah menyempurnakan imannya: Siapa yang menyuruh yang makruf serta melakukannya,siapa yang mencegah yang mungkar serta meninggalkannya, dan Siapa yang menjaga batasan hukum-hakam Allah Ta’ala.

“Barang siapa yang menginginkan Husnul Khotimah , hendaklah ia selalu bersangka baik dengan Manusia “

“Siapa yang menasihatimu dengan sembunyi-sembunyi maka ia benar-benar menasihatimu. Sesiapa yang menasihatimu dikhalayak ramai, maka sebenarnya  ia menghinamu.”

“Sebesar-besar keburukan (aib) adalah kamu mengira keburukan ada pada org lain sedangkan keburukan itu sebenarnya terdapat dalam diri kamu sendiri.”

“Janganlah engkau mengharapkan kemurahan dari orang bakhil, karena dalam sebuah api tidak ada air yang bisa menghilangkan dahaga”

“Jangan sekali-kali engkau perlihatkan kehinaanmu kepada musuh-musuhmu,karena caci-maki dari musuh adalah sebuah balak”

“Jika engkau tau bahwa engkau banyak memiliki aib di mata manusia, dan engkau menginginkan tutup atas aib-aibmu tersebut Tutuplah aib-aibmu tersebut dengan kedermawanan, sebagaimana telah dikabarkan, bahwasanya setiap aib bisa ditutup dengan kedermawanan”

“Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.”

“Barangsiapa yang dipancing untuk marah, namun ia tidak marah, maka dia tak ubahnya keledai, dan barangsiapa yang diminta keridhaannya namun tidak ridha, maka dia adalah syetan.”

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.”

“Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk hal yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada orang yang mendekatinya, maka ia akan menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh darinya, iapun akan mendekati orang itu.”

“Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati dan menimbulkan rasa dendam. “

“Orang yang paling zhalim adalah mereka yang melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah : orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah hati) di depan orang yang tidak menghargainya, Menumpahkan kasih sayangnya kepada orang yang tidak ada nilai manfaat dan Mendapat pujian dari orang yang tidak dikenalnya.”

“Tidak termasuk saudaramu orang yang senang mencari muka di hadapanmu.”

“Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-kesalahannya dimaafkan.”

“Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki, kecuali dengan enam hal; beragama, amanah, pemeliharaan, penjagaan diri, ketenangan dan ketabahan.”

“Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka.”

“Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu.”

“Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan masalah tersebut.”

“Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak.”

“Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka kebaikan ada di tangannya.”

“Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya , cinta dunia sekaligus cinta Allah , maka dia telah berdusta ”

“Jika Ada seorang yang ingin menjual  dunia ini kepada ku dengan nilai harga sekeping roti , nescaya aku tidak akan membelinya .”

“Perbanyaklah menyebut Allah daripada menyebut makhluk . Perbanyaklah menyebut akhirat daripada menyebut dunia.”

“Jangan cintai orang yang tidak mencintai Allah . Kalau dia bisa meninggalkan Allah , apalagi meninggalkan kamu .”

“Jadikan akhirat di hatimu , dunia di tanganmu , dan kematian di pelupuk matamu .”

“Bumi Allah sangatlah luas  namun apabila suatu saat takdir sudah datang angkasapun  menjadi sempit ”

“Biarkan saja dunia berbuat sesukanya, dan lapangkanlah jiwamu jika qodlo’ telah ditetapkan.”

“Tidak akan berkurang rizkimu (di dunia) sebab santai dalam bekerja, dan tidak akan bertambah pula dengan semangat usaha”

“Tidak ada kesusahan yang abadi (di dunia) tidak pula kesenangan, tidak pula kesengsaraan yang saat ini sedang menimpamu, tidak pula kelapangan hidup”

“Jika engkau memiliki hati yang menerima (qona’ah), maka engkau dan raja-raja dunia adalah sama”

“Janganlah engkau berduka atas apa yang terjadi, ingatlah tidak ada apa pun di dunia ini yang abadi”

“Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur tubuhnya, runtuhnya temperatur tubuh dan lemahnya daya nalarnya.”

“Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah : orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah hati ) di depan orang yang tidak menghargainya, menumpahkan kasih sayangnya kepada orang yang tidak ada nilai manfaat dan mendapat pujian dari orang yang tidak dikenalnya.

“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.”

“Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang tidak baik, sebagaimana kalian membersihkan mulut kalian dari kata-kata kotor, sesungguhnya orang yang mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang berucap. Sesungguhnya orang bodoh itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam dirinya, kemudian ia berkeinginan untuk menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan kalimat yang terlontarkan dari orang bodoh itu dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang mengembalikan itu akan merasa bahagia, begitu juga dengan kehinaan bagi orang yang melontarkannya.”

“Tidak termasuk saudaramu orang yang senang mencari muka di hadapanmu.”

“Orang yang berakal adalah mereka yang dapat menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela.”

“Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka.”

“Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena ( sulitnya ) ia belajar, dan tidak menyukai pelajaran.”

“Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat adalah permusuhan dengan sesamanya.”

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.”

“Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci tentang sahabatmu, maka jangan tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus tali persahabatan, dan kamu menjadi orang yang telah menghilangkan suatu keyakinan dengan keraguan. Tetapi temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku mendengar kamu melakukan ini dan itu….?” Tentunya dengan tanpa memberitahukan kepadanya siapa yang memberi informasi kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakana kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan argumentasinya akan hal itu, maka terimalah.”

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”

“Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal tersebut menandakan tidak berfungsinya akal mereka.”

“Bukanlah orang yang berakal itu manakala dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang buruk, lantas ia memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya di antara keduanya.”

Jika ia mengingkarinya, maka katakan kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan argumentasinya akan hal itu, maka terimalah.”

“Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk.”

“Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.”

“Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan. Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat daripada berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke depan.”

“Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.”

“Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu. Begitu juga ketika kau membuatnya marah, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu.”

Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.

“Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat binatang.”

“Keridhaan semua manusia adalah satu hal yang mustahil untuk dicapai, dan tidak ada jalan untuk terselamatkan dari lidah mereka, maka lakukanlah apa yang bermanfaat untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya.”

Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal yang dapat menutupi aib.

“Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.”

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.”

“Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.”

Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya adalah keselamatan. Dasar Wara’ ( menjaga diri dari sesuatu yang meragukan ) adalah Qona’ah ( menerima karunia Allah swt dengan dada yang lapang ) dan buahnya adalah ketenangan batin. Dasar Kesabaran adalah keteguhan hati dan buahnya adalah kemenangan. Dasar suatu Aktifitas adalah Taufiq ( pertolongan Allah swt ) dan buahnya adalah kesuksesan. Dasar Tujuan akhir dari segala Perkara adalah Shidiq ( benar ).
Kenyang itu akan membuat badan jadi berat, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan ibadah.

Engkau harus berlaku Zuhud, sesungguhnya zuhudnya orang yang zuhud itu lebih baik dari perhiasan yang ada pada tubuh wanita yang menawan.

Terimalah dariku tiga hal :

a. Jangan berbicara panjang lebar tentang sesuatu yang tidak baik perihal Sahabat Rasulullah saw, karena kelak Rasulullah saw nantinya yang akan menjadi seterumu.

b. Janganlah kamu sibukkan dirimu dengan ilmu kalam, sesungguhnya aku telah melakukan kajian dengan ahli ilmu kalam dan mereka telah melakukan ta’thil ( meniadakan sifat Allah swt ).

c. Dan jangan menyibukkan dirimu dalam nujum ( ramalan dengan bintang ).

Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang punya kawan namun tak berakal.

Yang paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barangsiapa melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan menggapai keistiqamahan terhadap perintah Allah swt.

Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke kuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.

Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.

Takabur ( sombong ) adalah akhlak tercela.

Bid’ah itu terbagi menjadi dua macam : segala sesuatu yang baru dan tidak sejalan dengan kitab, sunnah, atsar, ijma’ itu merupakan bid’ah dhalalah ( bid’ah yang sesat ). Sementara jika sesuatu yang baru itu tidak berseberangan dengan Al-Qur’an, hadits, atsar dan ijma’, maka sesuatu yang baru itu disebut bid’ah hasanah ( bid’ah yang baik ).

Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi seseorang, ia bangga manakala disebut sebagai orang berilmu. Ia juga disebut bodoh manakala meninggalkan bagian dari pengetahuannya, dan jika kata bodoh itu ditujukan kepadanya, tentu ia akan marah.

Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.

Barangsiapa yang ingin menjadi seorang pemimpin, niscaya kedudukan yang didambakannya itu akan meninggalkannya, dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu.

Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat dipahami.

Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya yang bertengger di kepala.

Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.

Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.

Tidak ada satupun ilmu yang ingin aku pelajari setelah aku memahami tentang masalah halal dan haram, kecuali ilmu kedokteran, tapi mengapa kita jauh terbelakang disbanding dengan orang-orang nasrani?

Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka janganlah kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan terheran-heran kepadanya sampai kamu mengetahui secara persis atas apa yang di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur’an dan as-sunnah.

Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan matamu apa yang sudah kamu lakukan.

Tawadhu’ adalah perkara yang sangat diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi tawadhu’ dihadapan orang yang tidak bisa menghargai orang lain merupakan bentuk kezhaliman terhadap diri sendiri.

Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai pada puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok orang yang ahli berhitung. Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup usia. Adapun ilmu fiqih merupakan ilmu yang berlaku bagi semua kalangan baik muda maupun yang tua, karena fiqih merupakan pondasi dasar dari segala ilmu.

Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri adalah mereka yang dengan mudahnya memberitahukan usianya kepada orang lain, karena kalau usianya lebih muda, tentu mereka akan menganggapnya rendah dan jika usianya lebih tua, tentu mereka akan beranggapan bahwa ia sudah pikun.

Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai dengan kemalasan; dan kekayaan menjadikan seseorang beruntung, namun keberuntungan itu akan melekat dalam diri orang yang senantiasa mencari ilmu dengan disertai semangat yang tinggi dan prihatin sreta bersanding selalu dengan Ulama.

Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan.

Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal tersebut menandakan tidak berfungsinya akal mereka.

Bukanlah orang yang berakal itu manakala dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang buruk, lantas ia memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya di antara keduanya.

Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif.

Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup dengannnya.

Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya.

Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih, maka akan berkembang kemampuannya. Barangsiapa menulis hadits, maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung, maka akan sehat pikirannya. Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya tidak akan berguna baginya.

Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya.

Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja.

Pondasi dasar adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah. Jika tidak didapati dari keduanya, maka Qiyaslah berlaku. Jika hadits itu shahih, itulah yang disebut sunnah. Ijma’ itu lebih bisa dipertanggung jawabkan daripada hadits ahad. Yang diambil dari hadits itu adalah teksnya, namun jika hadits tersebut mengandung banyak penafsiran, maka carilah yang mendekati makna teksnya.

Mencari ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Mempelajari hadits itu lebih baik daripada shalat tathawwu.

Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu agama. Yang dimaksud dengan ilmu agama disini adalah ilmu fiqih, sementara ilmu kesehatan adalah ilmu kedokteran.

Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.

Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan, agar engkau tidak kehilangan kedalaman arti kandungannya.

Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak.

Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya terkumpul dua cinta, cinta dunia dan cinta kepada penciptanya, maka ia telah berdusta.

Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah swt, ia akan selamat. Barangsiapa yang bersemangat dengan agamanya, ia pun akan selamat dari kerusakan, dan barangsiapa yang berlaku zuhud dengan urusan dunianya, niscaya kelak pahala Allah swt, akan nampak indah di matanya.

Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat, maka imannya telah sempurna : orang yang menyeru kepada kebaikan dan dia juga melaksanakannya, melarang pada perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya serta menjaga aturan-aturan yang telah Allah swt tetapkan.

Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di dunia, dan cintailah kehidupan akhirat dan barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka kecerdasannya akan semakin bertambah.

Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt.

Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.

Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas.

Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan haram kecuali berlandaskan pada pengetahuan. Dan ilmu itu adalah apa yang yang tertulis dalam Al-Qur’an, hadits, ijma’ ataupun qiyas. Dari dasar inilah kesemuanya akan terungkap maknanya.

Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.

Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.

Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid.

Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-kesalahannya dimaafkan.

Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.

Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang kesombongan adalah kebiasaan orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah swt akan melahirkan ketenangan jiwa.

Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu.

Aku akan merasa bahagia, jika semua orang mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku.

Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua orang, maka dengannya aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku.

Menuntut ilmu membutuhkan tiga hal : memiliki keterampilan, umur ( waktu ) yang panjang dan mempunyai kecerdasan.

Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.

Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan hilang ketundukannya pada dunia.

Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi kapasitasnya, maka Allah swt akan mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya dalam dirinya.

Sesungguhnya akal itu punya batas maximal, sebagaimana mata juga mempunyai batas pandang maximal.
Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh.

“Jika Ada seorang yang ingin menjual dunia ini kepada ku dengan nilai harga sekeping roti , nescaya aku tidak akan membelinya .”

“Bila kamu tak tahan penatnya belajar , maka kamu akan menanggung peritnya kebodohan .”

Berapa ramai manusia yang masih hidup dalam kelalaian , sedangkan kain kafannya sedang di tenun .

Orang yang berilmu dan beradab , tidak akan diam di kampung halaman , tinggalkan negerimu , merantaulah ke negeri orang .

Jangan cintakan orang yang tidak cintakan Allah . Kalau dia boleh meninggalkan Allah , apalagi meninggalkan kamu .

“Doa di saat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran .”

“Kamu seorang manusia yang dijadikan daripada tanah dan kamu juga akan disakiti (dihimpit) dengan tanah.”

Jadikan akhirat di hatimu , dunia di tanganmu , dan kematian di pelupuk matamu .

Sebesar-besar aib (keburukan) adalah kamu mengira keburukan org lain sedangkan keburukan itu terdapat dalam diri kamu sendiri .

Aku mampu berhujah dengan 10 orang berilmu , tapi aku akan kalah pada seorang yg jahil kerana mereka tak tahu akan landasan ilmu .

Ilmu itu seperti air . Jika ia tidak bergerak , Menjadi mati lalu membusuk .”

Seorang sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya 4 perkara, malas, suka makan, suka tidur dan berlebih-lebihan

Seorang sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya 4 perkara, malas, suka makan, suka tidur dan berlebih-lebihan

Jangan kalian sentuh seseorang wanita walaupun hatinya.

Sesuatu yang benar Tetapi Bahaya yaitu pujian manusia. Ramai yang rusak akibat terlalu hanyut dengan pujian

"Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya,cinta dunia sekaligus cinta Allah, maka dia telah berdusta"

Ilmu itu adalah Cahaya dan Cahaya itu tidak akan menyimbah di Hati orang-orang yang melakukan Maksiat.

Janganlah engkau berduka atas apa yang terjadi, tidak ada apa pun di dunia ini yang abadi

Jadilah engkau laki-laki yang tangguh, perangaimu penuh toleransi juga menepati janji

Jangan sekali-kali engkau perlihatkan kehinaanmu kepada musuh-musuhmu,karena caci-maki dari musuh adalah sebuah balak

Apabila orang hina mencaciku derajatku justru meningkat dan segala keaiban yang kuterima aku pula pangkal sebabnya.

Seandainya jiwaku tidak lebih mulia dari diriku niscaya aku sudah menguasainya dari orang hina yang melawannya.

Janganlah engkau mengharapkan kemurahan dari orang bakhil, karena dalam sebuah api tidak ada air yang bisa menghilangkan dahaga

"Tidak akan berkurang rizkimu sebab santai dalam bekerja, dan tidak akan bertambah pula dengan semangat usaha"

Tidak ada kesusahan yang abadi tidak pula kesenangan, tidak pula kesengsaraan yang saat ini sedang menimpamu, tidak pula kelapangan hidup

Jika engkau memiliki hati yang menerima (qona’ah), maka engkau dan raja-raja dunia adalah sama

Barangsiapa yang telah datang kematian di halaman rumahnya, maka tidak ada tempat di bumi yang dapat menghalanginya, tidak pula di langit

Biarkan saja hari-hari memperdayaimu setiap saat, karena tidak ada obat apapun bagi kematian.

Sumber :
https://www.fiqihmuslim.com/2017/02/kumpulan-kata-kata-nasehat-imam-syafii.

Kata Mutiara Habib Abdullah Alhaddad

Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad

“Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”

"Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda :

“Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.”
( HR Thabrani dan Ibnu Majah )

“Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat kepada tarekat ( thariqah ) dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat ( haqiqah ) dengan bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul Haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.”

Berusahalah mencegah keterlibatan setiap anggota tubuhmu dalam kegiatan bermaksiat atau berdosa. Lebih-lebih lagi dalam hal menjaga dan memelihara lidah dari pembicaraan-pembicaraan yang terlarang atau sia-sia, terutama yang bersifat umpatan atau gunjingan terhadap sesama muslim. Begitu besar dosa ghibah (pergunjingan) sehingga dinyatakan bahawa dosanya lebih besar daripada dosa perzinaan.

"Beramallah sebanyak mungkin dan pilihlah amal yang dapat kamu kerjakan secara berkesinambungan ( mudawamah ). Jangan remehkan satu amal pun yang pernah kau kerjakan. Sebab setelah Imam Ghazali wafat, seseorang bermimpi bertemu dengannya dan bertanya, "Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?"
"Dia mengampuniku" jawab Imam Ghazali.
"Amal apa yang menyebabkan Allah swt mengampunimu?"
"Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas."
Ketahuilah! Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yang berada sekitarnya."

"di zaman ini kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya.

Tidak sepatutnya ia menuduh siapa pun dengan keburukan yang belum tentu ada padanya. Sebab dari apa yang kamu ketahui dari saudara-saudaramu adalah berdasarkan prasangka dan dugaan semata-mata. Sedangkan prasangka adalah ucapan-ucapan yang paling banyak mengandung kebohongan. Disamping itu mungkin saja terdapat alasan-alasan pemaafan berkaitan dengan sebahagian keburukan yang diperkirakan seperti itu. Walaupun demikian tidak sepatutnya seseorang membuka pintu pemaafan bagi dirinya sendiri, mengingat hal itu akan membuat hati lebih cenderung kepada mensia-siakan waktu dan terjerumus lebih dalam lagi dalam lembah-lembah syahwat hawa nafsu.

Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu dengan tongkat atau pisau, dank au tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia, meskipun kedua-duanya baik.

Berdialoglah dengan mereka dengan ucapan-ucapan yang baik yang tidak mengandung pelanggaran (atas hak mereka).

Ucapkan salam kepada mereka pada bila-bila masa saja kamu bertemu mereka. Bersikaplah selalu rendah hati, lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap mereka.

“Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah SWT. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanannya.”

“Aku tidak pernah melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah SWT. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena aku mrnganggap orang itu hanyalah perantara saja,”

“Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.”

Berdoalah bagi mereka yang berbuat dosa agar Allah SWT memberikan kemudahan kepada meraka untuk segera bertaubat. Dan berdoalah bagi mereka yang telah berbuat kebaikan agar Allah SWT menganugerahkan sifat istiqomah atau konsisten dalam melakukan kebaikan-kebaikan sampai akhir hayat.

Begitulah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Malik bin Anas dan Ulama lainnya. Semoga Allah swt meridhai mereka semua.
Barangsiapa tidak mengetahui akidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang teramat kikir."

"Persahabatan, pertemanan dan pergaulan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk membuat seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan dan pergaulan dengan orang-orang shaleh dan berbudi membawa manfaat, sedangkan persahabatan dan pertemanan dengan orang-orang fasik dan durhaka membawa bahaya. Hanya saja manfaat persahabatab dengan orang shaleh atau bahaya pergaulan dengan pendurhaka tersebut terkadang tidak tampak secara langsung, akan tetapi secara bertahap dan setelah berlangsung lama.

Rasulullah saw bersabda :

المرء مع جليسه

Seseorang akan bersama teman duduknya.

المرء على دين خليله, فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan teman. ( HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad )

الجليس الصّالح خير من الوحدة والوحدة خير من جليس السّوء

Teman duduk yang baik lebih utama daripada menyendiri; danmenyendiri lebih baik daripada bergaul dengan teman yang buruk.

"Jika engkau ingin mengetahui ilmu dan amal yang bermanfaat dan penting atau yang paling bermanfaat dan paling penting bagimu, maka bayangkanlah bahwa besok engkau akan mati, kembali kepada Allah swt dan berdiri dihadapan-Nya. Allah swt kemudian menanyakan semua ilmu, amal dan keadaanmu. Setelah itu engkau akan dimasukkan ke Surga atau Neraka. Ilmu dam amal yang engkau anggap lebih utama pada saat membayangkan kematian tersebut adalah ilmu dan amal yang penting dan bermanfaat engkau miliki. Itulah yang seharusnya engkau tekuni dan cari. Sedangkan semua yang engkau anggap tidak bermanfaat dan penting ketika engkau membayangkan kematian tersebut, maka tinggalkanlah. Jangan sibukkan dirimu untuk mencari dan mempelajarinya. Begitu pula dengan semua kegiatan hidup, apa yang engkau anggap penting dan memang harus kau penuhi ketika membayangkan kematian itu, maka jangan kau tinggalkan. Dan apa yang tidak kau butuhkan pada saat itu, maka tinggalkan dan jangan kau kerjakan.

Syaikh yang kamil (sempurna) ialah seorang syaikh yang selalu memberi faedah pada muridnya, dengan kesungguhan dalam perbuatan dan perkataanya, dia memelihara muridnya sewaktu di hadapannya maupun ketika berada jauh daripadanya. Sang Syaikh memelihara muridnya dengan getaran-getaran kalbunya dalam segala hal yang dikerjakan oleh muridnya. Maka paling sangat berbahaya jika Syaikhnya sudah berpaling dari si murid. Dalam hal ini jika seluruh syaikh dan wali-NYA yang lain dari timur sampai ke barat dikumpulkan seluruhnya, untuk mengubah hati syaikhnya, niscaya sia-sia dan tidak akan berhasil, kecuali sang murid sendiri harus berusaha untuk mengubah hati syaikhnya dan minta maaf serta mendapat keridhoannya.

Tunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada siapa-siapa yang berperilaku baik, dan upayakanlah agar memaafkan siapa-siapa yang berperilaku buruk.

Jika anda menyimpan penuh ta’zhim (kepatuhan) dan penghormatan setinggi-tingginya terhadap syaikhmu, senantiasa menghargainya, percaya lahir dan batin bersedia mematuhi segala perintahnya, mencontoh akhlaknya, maka itulah tandanya anda sedang mewarisi rahasia-rahasia dari syaikhmu dari syaikhnya dari syaikhnya terus bersambung sampai dari Baginda Nabi Rosulullah SAW, atau sebagian dari rahasia-rahasia tersebut, dan ia terus akan hidup di sisimu sesudah wafatnya syaikhmu, inilah anugrah yang terbesar dari Allah SWT yang dapat menghantarkan kita selamat & bahagia di dalam agama, dunia dan akhirat kelak.

Para orang sholeh itu setelah wafat hanya hilang jasadnya saja, pada hakikatnya masih hidup seperti sedia kala malah tambah tajam pandangan bashirohnya dan makin kuat tawajuhnya (menghadap) kepada Allah.

Cintailah mereka apa yang kamu cintai untuk dirimu sendiri, dalam urusan duniawi mahupun ukhrawi, dan tidak menyukai sesuatu yang menimpa mereka sebagaimana kamu tidak menyukai hal itu menimpa dirimu sendiri.

Dan jika sampai ke pendengaranmu tentang suatu perbuatan buruk dari seseorang di antara mereka (kaum muslimin), sedangkan kamu mampu untuk menasihatinya, maka lakukanlah. Atau jika tidak, jangan sekali-kali menyebutkan tentang keburukannya itu di hadapan orang lain, sehingga dengan demikian kamu telah melakukan dua keburukan sekaligus, yaitu pertama dengan tidak memberikannya nasihat, dan kedua mengucapkan sesuatu yang buruk berkenaan dengan pribadi seorang muslim.

"Secara umum, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, tetapi akhirnya penuh dengan kenikmatan. Orang yang berbuat baik ibarat seorang pendaki gunung terjal. Ia tidak akan merasa tenang sebelum sampai ke puncaknya.Sedangkan, keburukan awalnya manis dan akhirnya kelak berat. Orang yang melakukan perbuatan buruk adalah ibarat seorang yang jatuh dari puncak gunung atau atap sebuah rumah. Ia baru merasa akan merasa kesakitan setelah mendarat di tanah."

Tuntutlah ilmu dari orang-orang yang benar-benar mewarisi ilmu dari Rosulullah SAW, yang sanad isnadnya (silsilah ilmunya sampai Rosulullah) terpercaya karena menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu agama, amal ibadah akan tertolak, tidak diterima oleh Allah SWT.

“Setiap orang yang beramal tanpa dibarengi dengan ilmu pengetahuan (tentang amalnya itu) maka amalan-amalannya tertolak dan tidak diterima.”

Tidak ada di zaman ini (abad 12 H) yang lebih mudah dan baik daripada Thoriqoh Ba’Alawy yang telah diakui oleh ulama Yaman dan disepakati oleh ulama Haromain (dua Tanah Harom – Mekkah Madinah). Thoriqoh Ba’Alawy (Alawiyah) adalah Thoriqoh Nabawiyah.

Thoriqoh Kepemimpinan adalah thoriqoh kami Ba’Alawy, dan ini thoriqoh spesial, dan yang dimaksud thoriqoh kepemimpinan adalah ikut dan tunduk serta pasrahnya seorang murid terhadap jejak langkah guru yang membimbing dan menuntunnya ke jalan Allah, dengan menanggalkan sementara peran akal (rasio). Sesungguhnya akal tidak berperan di dalamnya, sebab segala hal disini berdasarkan kasyf (penglihatan mata hati).

Ikut langkah-langkah ulama salaf (ulama terdahulu) akan membuahkan kebaikan yang amat besar, walaupun si pengikut bukan tergolong ahlil bathin. Tetapi jika ia serasikan langkahnya dengan ulama salaf, maka ia akan mendapatkan seperti apa yang di dapat oleh mereka para salaf sholihin.

Segala permasalahan yang ada itu berlandaskan kejujuran, ada pun orang yang biasa berbohong jika diibaratkan bangunan tidaklah jauh berbeda dengan bangunan di atas air (lemah dan mudah runtuh).

Jika satu zaman itu rusak, maka wajiblah bagi mereka yang hidup di zaman itu, untuk mengikuti jejak langkah ulama salaf sholihin. Jika tidak mampu menyamakan diri dengan mereka dalam setiap langkah, paling tidak hampir menyamai mereka, sebab setiap orang dalam kehidupan itu harus memiliki panutan (imam), sedang orang yang tidak memiliki panutan (Imam) maka panutannya adalah setan.

Telah sesat sekelompok orang sebab buku yang dibacanya, seseorang tidak akan menjadi alim besar kecuali dengan guru yang membimbing dan menuntunnya, bukan dengan buku yang dibacanya.

Penghuni kubur dari para Wali Allah berada di sisi Allah. Barang siapa tawajuh kepada mereka, maka mereka spontan datang membantunya.

Jika kamu melihat seorang dari Ba’Alawy berjalan di luar Thoriqoh Ba’Alawy maka sesungguhnya maka tiada yang menghalangi dirinya selain kelemahannya sendiri, dan kelemahan itu adakalanya dalam kondisi ekonomi atau hati.

Thoriqoh Alawiyyah berdiri atas dasar kemuliaan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Barangsiapa yang menjalin hubungan (kontak batin) dengan kami, maka kami berikan kepadanya segala perhatian kami, kami tidak pernah melepas dan meninggalkannya walaupun dia tinggal jauh dari tempat kami.

Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya seorang guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang Islam yang ingin selamat dunia akhirat. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama.

Barang siapa ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi alim, maka pasti diantara cucu keturunannya yang akan menjadi orang alim.

Seorang murid (pencari jalan menuju Allah) tidak boleh menyakiti hati gurunya karena belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah.

Adakalanya seseorang murid (pencari jalan menuju Allah) diuji dengan kemiskinan, kepapaan dan kesempitan dalam kehidupan. Maka hendaknya ia bersyukur kepada Allah SWT, disebabkan dengan hal tersebut di atas dan harus beranggapan berprasangka bahwa takdir / kehendak Allah menjadikan anda miskin, papa dan susah serta sempit sebagai sebesar-besarnya kenikmatan karena dunia adalah musuh Allah. Anda harus bersyukur, maka Allah akan mengangkat derajatnya sama dengan para nabi-Nya, para Auliya-Nya dan hamba-hamba yang sholeh.

Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah SWT. Diantara hamba-hamba-Nya ada yang diluaskan rezekinya dan dilapangkan kehidupannya, dan dikurangkankan rizkinya menurut kebijaksanaan-Nya. Bersifatlah qona’ah (cukup) atas apa yang ditentukan Allah bagimu.

Awas dan waspadalah dengan panjang angan-angan dan harapan tentang kehidupan di dunia, karena dunia akan menariknya untuk mencintai dunia, dan anda akan terikat dengannya sehingga sukar untuk beribadat dan mengasingkan diri untuk menuju jalan akhirat.

Peliharalah hatimu masing-masing dari niatan atau bisikan-bisikan hati yang tercela, dan bersihkanlah dari noda-noda akhlak yang buruk.

Ada setengah manusia yang tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah terhadapnya, atau suka mencela dan sebagainya. Jika anda tergolong orang terkena penganiayaan orang maka hendaklah anda bersabar jangan sekali-kali anda membalasnya. Disamping itu, hati anda harus benar-benar bersih dari dengki dan dendam terhadapnya, dan lebih utama lagi jika anda memaafkan orang yang menganiayamu, dan anda doakan supaya Allah memberi petunjuk kepadanya, dan itulah tanda-tanda akhlak serta tingkah laku para Shiddiqin (Orang yang Benar).

Berusahalah sekuat kemampuanmu dalam menghindari diri dari rasa takut dan butuh serta berharap hak terhadap manusia, karena hal tersebut anda akan dipandang oleh manusia tetapi dipandang hina dalam pandangan Allah SWT, karena orang mukmin itu mulia di sisi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain Allah dan apa yang dicintai-Nya, dan tak pernah mengharapkan sesuatu selain Allah.

Saya berpesan hendaknya kamu tidak merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Apabila perasaan seperti itu terlintas dalam hatimu, sadarilah segera betapa kamu sudah seringkali melakukan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Bagaimanapun juga seorang yang berakal sehat pasti mengetahui bahawa dirinya sendiri penuh dengan berbagai aib dan kesalahan. Maka hendaknya ia menyakini hal itu dan tidak meragukannya sedikitpun.

Awas! Jangan sekali-kali anda mentaati syaikh (guru) itu hanya lahiriah semata, karena ketahuilah bahwa syaikh itu dapat melihat ketaatanmu padanya, di belakangnya anda membantah dan mendurhakai kerena sangkaanmu, anda sangka Allah tidak tahu kelakuanmu, sedangkan syaikhmu itu dekat dengan-Nya. Kalau anda begitu akan mendapatkan kecelakaan, kesempitan dan kebinasaan. Bukankah Allah berjanji kepada barang siapa Aku cintai maka penglihatannya adalah penglihatan-KU, pendengarannya adalah pendengaran-KU, mulutnya adalah mulut-KU, tangannya adalah tangan-KU dan kakinya adalah kaki-KU, barangsiapa memusuhinya atau menyakitinya, maka AKU dan para malaikatKU mengumandangkan perang terhadap dirinya. Jangan sekali-kali datang pada syaikh yang lain melainkan dengan izin syaikhmu.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaikhmu sangat berat hati tentang apa-apa yang baik untukmu, dengan itu janganlah engkau menuduh dan menyangka bahwa dia menyimpan perasaan dengki dan cemburu terhadap dirimu, dan semoga dijauhkan oleh Allah. Karena kamu hanya memandang sesuatu hal dengan pandangan lahiriah belaka bukan pandangan bashiroh (mata hati dengan Allah). Awas ! Jangan coba-coba menuntut agar syaikhmu mengeluarkan kelebihannya. Karena jika syaikhmu seorang Ahlillaah (orang yang meyakinkan dirinya untuk mengabdi kepada Allah) kekasih Allah, maka ia adalah orang-orang yang teramat merahasiakan kebaikannya, menutupi rahasia-rahasia tentang dirinya, dan sangat jauh untuk menonjolkan dirinya dengan karomah-karomah atau perkara-perkara luar biasa kepada orang banyak meskipun ia amat kuasa dan mampu untuk melakukannya serta diizinkan oleh Allah untuk melahirkannya (memperlihatkan karomahnya).

Sumber :
https://www.fiqihmuslim.com/2017/07/kata-mutiara-al-habib-abdullah-bin-alwi-al-haddad.html